JURNALSUKABUMI.COM – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Sukabumi, diminta untuk mendorong nelayan untuk meningkatkan daya saing produk olahan berbahan dasar ikan laut. Karena hasil tangkapan ikan laut di wilayah Kabupaten Sukabumi, berpotensi untuk meningkatkan nilai tambah ekonomis bagi kaum nelayan melalui produksi ikan olahan.
Jumlah ekosistem laut Kabupaten Sukabumi sangatlah kaya. Terdapat penganan makanan yang berasal dari bahan baku ikan laut yang bercitarasa dan memiliki kandungan protein tinggi
Sebagai negara maritim, stok ikan di Indonesia amat beragam, baik itu tawar maupun laut. Tak heran jika pemerintah menganjurkan warga agar gemar makan ikan. Selain rasanya lezat, juga memberikan banyak manfaat untuk tubuh.
Pasalnya ikan merupakan salah satu sumber protein yang baik untuk kesehatan tubuh. Nutrisi yang terkandung dalam ikan, yaitu asam lemak omega-3 DHA dan EPA.
Berikut nama jenis-jenis ikan yang memiliki nilai tambah bagi nelayan jika dimodifikasi menjadi produk olahan. Salah satunya Ikan tongkol. Ikan jenis ini mudah diperoleh karena ikan tersebut menyebar di seluruh pantai Indonesia. Ikan tongkol berasal dari jenis ikan scombried (ikan pelagis) yang hidup membentuk gerombolan.
Selanjutnya ikan Cakalang yang merupakan santapan favorit bagi penduduk Indonesia Timur seperti Sulawesi dan Maluku. Cakalang bisa diolah rica-rica suwir sering ditemukan di wilayah ini, mulai dari bubur manado sampai dengan nasi kuning Ambon.
Di posisi ketiga adalah Ikan Tuna. Populasinya terbesar di dunia. Tuna dikenal memiliki nilai komersial tinggi karena berukuran besar. Tuna dewasa beratnya mulai 35 hingga 350 kilogram. Daging tuna biasanya berwarna merah muda ke merah.Tuna segar selain untuk sushi dan sashimi.
Satu lagi jenis ikan yang hidup berkoloni adakah Ikan teri. Walau biasanya berukuran kecil, ikan teri memiliki banyak manfaat. Ikan teri disebut-sebut bagus untuk kesehatan jantung, tulang dan mengatur gula darah karena tinggi kandungan kalsium, asam lemak omega 3 dan rendah kandungan lemak jenuh serta karbohidratnya.
Redaktur: Usep Mulyana
Discussion about this post