JURNALSUKABUMI.COM – Sejumlah warga merasakan udara di sejumlah wilayah di Sukabumi, Jawa Barat terasa lebih panas beberapa hari ini. Tidak hanya didaerah perkotaan, hal yang sama juga terasa di wilayah kaki Gunung Gede Pangrango.
Seperti yang diungkapkan Raisya Putri, warga Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Menurutnya udara tak sejuk terasa selama empat hari terakhir.
BACA JUGA: Melihat, Penyandang Disabilitas Dihadiahi Kaki Palsu Oleh Mata Sosial
“Apalagi kalau siang hari, jam dua belasan. Gerahnya kerasa banget,” ujar Raisya kepada jurnalsukabumi.com, Selasa (12/11/2019).
Hal senada juga disampaikan Asep Rizki. Pria yang juga warga Desa Perbawati ini mengaku heran dengan cuaca yang lebih panas dari biasanya.
“Kalau malem biasanya pake selimut, disini kan dingin. Tapi selama beberapa hari terakhir lebih gerah,” tuturnya.
Perihal fenomena cuaca lebih panas juga menjadi bahasan warganet di media sosial. Seperti yang dipertanyakan akun Chries Nugraha di grup facebook aku cinta sukabumi.
BACA JUGA: Injury Time, Marwan dan Iyos Dikabarkan Merapat ke Gerindra
Dilihat dari sejumlah komentar, hal yang sama dirasakan warga di beberapa wilayah. Diantaranya di Cidahu, Cibadak, Selabintana, dan Cidahu.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Tony Agus Wijaya, mengatakan fenomena udara lebih panas di Sukabumi terbilang hal biasa. Hasil pemantauan BMKG, tidak ada fenomena klimatologi yang luar biasa di Sukabumi.
Udara lebih panas di Sukabumi disebabkan cuaca berawan beberapa hari ini. Tony menjelaskan cuaca berawan menyebabkan suhu udara lebih panas dibandingkan waktu yang lain.
“Cuaca berawan menyebabkan radiasi panas matahari yang menyinari permukaan bumi tertahan oleh awan saat akan terpantul kembali ke angkasa,” tutur Tony.
Discussion about this post