JURNALSUKABUMI.COM – Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi berkolaborasi dengan pemerintah provinsi hingga pusat untuk memaksimalkan program intervensi gizi.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, H. Ade Suryaman, dalam rapat Evaluasi Intervensi Gizi Spesifik dan Persiapan Pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024, yang berlangsung di Pendopo Sukabumi pada 7 Desember 2024.
Sekda Ade Suryaman menyatakan bahwa survei SSGI menjadi alat utama untuk mengukur kondisi gizi balita di wilayah ini, meliputi tingkat stunting, wasting, underweight, hingga overweight.
Data yang dihasilkan dari survei ini akan menjadi dasar pengambilan kebijakan yang lebih efektif guna meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama balita.
“Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, kami berharap SSGI dapat memberikan data yang akurat dan relevan untuk meningkatkan status gizi balita di seluruh Indonesia,” ungkap Sekda Ade.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting di Kabupaten Sukabumi mencapai 27%, menempatkan daerah ini sebagai salah satu wilayah dengan kasus stunting tertinggi di Jawa Barat.
“Sebagai respons, Pemkab Sukabumi telah mengintensifkan program intervensi seperti pemenuhan gizi yang tepat, edukasi tentang pencegahan stunting, dan koordinasi yang lebih intensif dengan pemerintah provinsi hingga pusat,” terangnya.
Stunting sendiri merupakan gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih pendek dari rata-rata seusianya akibat kekurangan gizi kronis. Penyebabnya bisa berasal dari kekurangan asupan gizi sejak masa kehamilan hingga usia dini anak.
“Harapannya, dengan kedatangan tim penilai pada tanggal 8 November 2024 untuk menilai pelaksanaan SSGI di Sukabumi, angka stunting bisa kita turunkan di 44 kecamatan di Kabupaten Sukabumi,” tutupnya.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post