JURNALSUKABUMI.COM – Suara anak-anak membaca pelajaran terdengar lirih dari sebuah pelataran belakang rumah warga di Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Di atas bale bambu sederhana, beberapa siswa duduk bersila sambil menulis di buku lusuh yang mulai lembab akibat sisa banjir. Sebagian lainnya tak kebagian tempat duduk, mereka memilih duduk di tembok pinggir kolam ikan.
Pemandangan itu menjadi keseharian baru bagi puluhan siswa SD yang sekolahnya rusak diterjang banjir bandang beberapa hari lalu. Kini, halaman belakang rumah warga pun berubah menjadi ruang belajar darurat tanpa papan tulis, tanpa meja, dan tanpa seragam.
“Hari ini kenapa disini (belakang rumah warga) kebetulan cuaca buruk untuk sementara gedung sekolah kemarin (MD) tidak dapat dibersihkan dan ditunda dulu sehari makanya pindah kesini, besok kembali lagi ke MD,” ujar Jumhari, salah satu guru, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, sejak sekolah mereka terendam banjir, kegiatan belajar mengajar sementara dipindahkan ke madrasah terdekat (MD). Namun, karena cuaca masih buruk dan madrasah kembali terendam, hari itu mereka terpaksa belajar di halaman warga.
“Kemarin sempat daring, tapi tidak efektif. Banyak orang tua yang juga jadi korban banjir. Rumahnya rusak, jadi bagaimana mau dampingi anak belajar online,” tutur Jumhari.
Para siswa pun belajar dengan pakaian seadanya. Ada yang memakai seragam, ada yang hanya mengenakan kaus, bahkan sebagian tanpa sepatu. Dari sekitar 200 siswa, hampir 80 persen kehilangan pakaian dan perlengkapan sekolah mereka.
“Sepatu sama tas saya kebawa banjir,” ucap Rahmat, siswa kelas enam, sambil tersenyum malu.
“Tapi tetap semangat sekolah. Semoga cepat normal lagi, semoga ada yang kasih seragam baru,” katanya polos.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan











