JURNALSUKABUMI.COM – Warga dihebohkan dengan aksi penggerebekan sebuah warung kelontong di Jalan Pelabuhan II tepatnya di Kampung Pangleseran, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi.
Penggerebekan itu terekam dan tersebar luas di media sosial. Dalam video itu terlihat sekelompok orang yang diduga ormas menggeledah warung tersebut. Kemudian didapati ribuan butir obat-obatan terlarang dari dalam etalase.
Dikonfirmasi, Kasat Narkoba Polres Sukabumi Kota AKP Iwan Hendi Sutisna membenarkan kejadian tersebut. Ada tiga terduga pelaku peredaran narkotika jenis obat keras terbatas (OKT) yang telah diamankan yakni berinisial HA (22), WI (23) dan MA (30).
“Betul tadi jam 16.00 WIB kita sudah mengamankan tiga yang diduga pelaku dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan,” ujar Iwan di Mapolres Sukabumi Kota, Kamis (14/11/2024).
Dari tangan para pelaku, polisi mengamankan ribuan obat-obatan terlarang jenis hexymer dan tramadol. Menurut Iwan, obat-obatan itu diperoleh dari luar wilayah Sukabumi dan dijual kepada warga dari berbagai kalangan.
“Untuk sementara itu kita amankan ada 1.102 dari obat keras terbatas. Informasinya didapat dari luar dari wilayah Sukabumi kota, dan Sukabumi kabupaten. Kita masih kembangkan. Dari hasil pemeriksaan sih ya kebanyakannya antara usia dari 30 atau 32 (tahun) kebawah yang jadi konsumen,” jelasnya.
Dia memastikan pihak kepolisian akan menyisir lokasi yang diduga dijadikan tempat penjualan obat-obatan terlarang. Pihaknya juga meminta agar warga melaporkan ke polisi apabila menemukan atau mengetahui peredaran narkoba.
“Kalau di wilayah itu masih penyelidikan kita tapi nanti kalau kita ada kita sikat habis jadi mohon informasinya dari masyarakat. Tentunya kita selain langkah-langkah represif juga kita melaksanakan langkah preemtif dan preventif dan sejak ada program Asta Cita ini kita melaksanakan tes-tes urin ke daerah-daerah yang diduga rawan,” terang dia.
Terpisah, Humas Karang Taruna Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Budi (42) mengatakan, penggerebekan tersebut dilakukan setelah ada laporan keresahan dari warga atas dugaan adanya transaksi jual beli obat-obatan terlarang.
“Awalnya kan dari pengaduan masyarakat juga udah terlalu sering meresahkan masyarakat. Keributan diawali dengan narkoba terus kaya geng motor, anak-anak sekolah juga sering beli kesitu juga, jangankan laki-laki, perempuan juga banyak yang memakainya,” ujar Budi, saat dikonfirmasi Rabu (13/11/2024).
Dia mengatakan tiga pemilik warung tersebut sempat hendak melakukan perlawanan dan mengeluarkan senjata tajam, akan tetapi perlawanan itu berhasil dicegah.
“Ketika saya menggerebek disitu dia sempat mengacungkan celurit juga terpaksa ambil tindakan lain, dari situ kita baru bisa gerebek secara paksa,” jelasnya.
Reporter: Fira AFS | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post