Penulis: Erni Puspita Sari (Mahasiswi Semester 5 Prodi KPI STIBA Ar-Raayah)
JURNALSUKABUMI.COM – Bila dituliskan dalam sebuah daftar, pembelajaran bahasa Arab di Sukabumi seolah terus dihujani prestasi yang amat gemilang. Di antaranya, delegasi-delegasi Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Ar-Raayah Cimenteng, yang meraih berbagai kemenangan dalam Perlombaan Nasional GAM ke-7 (Gebyar Apresiasi Maha Karya 7) yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 28-30 November 2016 di Jakarta.
Deretan daftar pada ajang itu yakni, Juara 2 lomba debat berbahasa Arab (Tim A: Al-akh Aqil dkk), Juara 3 lomba debat berbahasa Arab (Tim B: Al-akh Tio Rahman dkk), Juara 2 lomba membaca sya’ir (Al-akh Saumi) dan Juara 2 lomba telling story (Al-akh Wifkil).
Lalu STIBA Ar-Raayah kembali memborong berbagai cabang perlombaan di Universitas Indonesia, dalam acara Middle East Festival 2019, yakni juara pertama pidato Bahasa Arab, juara kedua puisi bahasa Arab, juara kedua tahfidz 30 juz, serta terakhir juara kedua dan ketiga debat bahasa Arab.
Dan masih di tahun 2019, mahasiswanya yang bernama Akhyar Fauzan, Sidiq Samsi Tsauri, Wildan Fata Mubarok dan Muhammad Zaky, meraih juara dalam ajang Asia Arabic Debating Championship (AADC) di Islamic Science University of Malaysia (USIM), Nilai, Negeri Sembilan – Malaysia.
Selain itu, ada juga Abdullah Salim Baraba, mahasiwa kampus tersebut yang meraih juara 1 pada cabang lomba Dubbing Arab dalam Semarak Festival Arab 12 Nasional 2022 (SAFAR 12) yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta.
Dan masih banyak lagi kejuaraan dalam dunia Bahasa Arab lainnya yang berhasil diraih kampus tersebut. Namun tak hanya dari tingkat perkuliahan, Sukabumi juga memiliki siswi berprestasi dalam bidang bahasa Arab. Siswi itu bernama lengkap Syahla Amala Zakiya asal SMAN 1 Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Ia kembali—Sebelumnya ia juga meraih medali emas di ajang OBA tingkat Provinsi Jawa Barat dan dengan prestasi itu ia mewakili Jawa Barat ke tingkat nasional – mendulang prestasi membanggakan ditingkat nasional dalam ajang Olimpiade Bahasa Arab (OBA) ke-5 Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (F-MGMP) Bahasa Arab se-Indonesia.
Melihat prestasi-prestasi gemilang ini, bukan tak mungkin Sukabumi akan menjadi pioner pendidikan bahasa Arab. Meski secara resmi Sukabumi tidak memiliki kampung yang disebut sebagai kampung Arab seperti yang ada di daerah Kediri, Bogor, Lampung ataupun Riau. Namun secara teknis Sukabumi telah membuktikan kesungguhannya dalam mencetak generasi yang kompeten dalam berbahasa Arab maupun pengajarannya.
Hal itu selain didukung oleh adanya STIBA Ar-Raayah yang berangsur-angsur menghasilkan dan menyebarkan guru-guru hasil didikannya ke sejumlah pesantren dalam dan luar Sukabumi, hal ini dibuktikan pula dengan adanya Yayasan Al-Rahimiyah di wilayah Desa Cikahuripan, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, di bawah pimpinan K.H. Ujang Hamdun SHi MH yang baru-baru ini menggelar program pelatihan bahasa selama tiga bulan yang dimulai pada hari, Rabu (07/06/2023).
“Potensi ini membuat saya teringat dengan K.H. Ahmad Fuad Effendi, satu-satunya perwakilan Asia Pasifik yang dipercaya menjadi member of the board of trustees (anggota dewan pengawas) di King Abdullah bin Abdul Aziz International Center of Arabic Language, yang berpusat di Riyadh, Arab Saudi, selama 2 periode, tahun 2013-2019,” ulas penulis, Selasa (10/10/2023).
“Padahal, tujuh dari 9 anggota yang terpilih bersama beliau pada 2016 diganti. Semangat putra-putri Sukabumi dalam menghidupkan bahasa Arab mengingatkan saya pada perjuangan K.H. Ahmad Fuad Effendi yang mulai mendirikan Al-Manhal sebagai tempat membina guru dan dosen bahasa Arab ketika mengajar di Universitas Malang,” sambungnya.
Selama tinggal di Malang, kakak kandung dari Emha Ainun Nadjib itu akrab dengan Prof. Dr. Malik Fadjar dan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, tokoh Muhammadiyah dan mantan Rektor UMM (Universitas Muhammadiyah Malang).
Pada 1999, Cak Fuad yang lulusan Pondok Moderen Gontor dan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu berhasil menginisiasi berdirinya organisasi guru bahasa Arab di Indonesia yang bernama Ittihadul Mudarrisin Lughah al-Arabiyah (Persatuan Pengajar Bahasa Arab) atau yang lebih kita kenal dengan IMLA.
K.H. Ahmad Fuad Effendi mengatakan “Dulu banyak organisasi bahasa Arab didirikan, tapi umurnya tidak lama. Bahkan, bisa dibilang sebelum lahir sudah mati,’’. Namun, ulama yang pemakamannya dihadiri ribuan orang ini pada tahun 1980 kembali menggagas IMLA dengan langkah yang lebih sistematis.
Dampaknya terasa hingga sekarang. Kegiatan IMLA digelar setiap tahun, juga bersamaan dengan Presentasi Ilmiah Nasional Bahasa Arab (PINBA).
Berkat kegigihannya dalam mendirikan IMLA, pada 2014, ketika peringatan Bulan Bahasa Internasional di Indonesia inilah, K.H. Ahmad Fuad Effendi mendapat penghargaan langsung dari King Abdullah bin Abdulaziz International Center for Arabic Language.
Awalnya organisasi ini hanya melibatkan guru bahasa Arab di Indonesia, namun pada Maret 2017 menjadi Pertemuan Guru Bahasa Arab Sedunia.
“Sobat Jurnal Sukabumi, bagi K.H. Ahmad Fuad bahasa Arab adalah kunci untuk memahami Al-Qur’an. Maka selain menulis buku-buku tentang pendidikan bahasa Arab untuk berbagai jenjang pendidikan, beliau juga menulis buku yang berkaitan dengan cara memahami Al-Qur’an,” terangnya.
Maka di usia yang kata banyak orang disebut masa pensiun, K.H. Ahmad Fuad Effendi justru diminta menjadi Dewan Pembina di lembaga resmi tertinggi dalam menjaga bahasa Arab di dunia itu, bersama 8 orang lainnya, yaitu lima orang dari Arab, dua orang dari Afrika, dan seorang lagi dari Eropa.
“Usia tidak membatasi beliau dalam mengemban tugasnya melakukan evaluasi kinerja, mengesahkan perbagai program kerja ataupun melakukan rapat 5 kali dalam setahun, 5 kali, Sobat Jurnal Sukabumi! Ke berbagai negara dan bersama orang-orang dari berbagai negara. Mengapa? Beliau mengatakan karena dalam setiap kali pertemuan kerja, bahasa yang digunakan para Dewan Pembina lainnya adalah bahasa Arab,” jelasnya.
“Begitulah kecintaan beliau pada bahasa Arab, dengan hampir sepanjang usianya berkecimpung dan mendedikasikan diri sebagai pendidik bahasa Arab, hatinya selalu tertambat pada Alquran,” ulas menyambung.
Begitulah kecintaan beliau pada bahasa Arab yang juga mengantarkannya menjadi tokoh dunia. Bahkan presenter jaringan TV Al-Majd yang berpusat di Arab Saudi dalam program Shafahat Min Hayati ketika mewawancarainya dibuat kagum karena Cak Fuad adalah orang Indonesia yang sangat menguasai ilmu bahasa Arab padahal ia hanya mengenyam pendidikan bahasa Arab di Indonesia saja, dan belum pernah belajar di Arab Saudi atau Timur Tengah.
Sobat Jurnal Sukabumi, K.H. Ahmad Fuad Effendi adalah ulama yang sangat optimistis bahwa bahasa Arab akan dikenal sebagai bahasa akademik di dunia oleh karena itu beliau menginginkan bahasa Arab dapat semakin berkembang dan mudah dipahami sehingga tidak ada lagi orang yang kesulitan dalam memahaminya.
“Maka hari ini, detik ini, saya menuliskan sebuah opini tentang bahasa Arab sebagai bukti kecintaan saya pada bahasa agama kita, agama islam dan bukan seperti yang di katakan sebagian orang bahwa bahasa Arab adalah bahasa orang Arab saja. Tidak Sobat Jurnal Sukabumi, bahasa Arab bukanlah bahasa suatu kaum ataupun negara tertentu saja,” tegasnya.
Umar bin khattab radhiallahu ‘anhu- berkata: “Pelajarilah bahasa arab,karena ia merupakan bagian dari agamamu”.
Maka setelah membaca opini ini, apakah Sobat Jurnal Sukabumi tergerak untuk mempelajarinya ataupun mengirimkan sanak saudara dan anak-anak untuk mempelajarinya?. Bila jawabannya iya, alhamdulillah. Kalau tidak, mengapa?.
Apakah karna Sobat Jurnal Sukabumi mengedepankan bahasa Inggris sebelum bahasa Arab? Atau karna Sobat Jurnal Sukabumi mengedepankan bahasa Korea sebelum bahasa Arab? Atau bahkan Sobat Jurnal Sukabumi tidak sedang mempelajari bahasa apapun saat ini?.
Sobat Jurnal Sukabumi bisa mempelajari bahasa asing untuk berdakwah kepada pemilik bahasa tersebut, tetapi Sobat Jurnal Sukabumi harus mempelajari bahasa Arab untuk bekal berdakwah.
“Maka marilah belajar bahasa Arab untuk memahami Alquran dan belajar bahasa asing untuk membuat manusia memahami Al-Qur’an. Mari menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa pertama yang Sobat Jurnal Sukabumi pelajari. Jika mereka yang mempelajari bahasa asing bangga dengan perkataan mereka, maka mengapa kita tidak bangga dengan bahasa Arab?,” ajak penulis.
Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata:
وذلك لأن لغة العرب افصح اللغات وابينها واوسعها واكثرها تأدية للمعان التي تقوم بالنفوس، فلذلك انزل اشرف الكتب باشرف اللغات على اشرف الرسل بسفارة اشرف الملائكة وكان ذلك في اشرف بقاع الأرض وابتداء انزاله في اشرف شهور السنة وهو رمضان[1]
“Itu dikarenakan bahwa bahasa arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas dan paling luas serta paling banyak menuangkan makna-makna. Oleh karenanyalah Allah turunkan kitab yang paling mulia ini dengan bahasa yang paling mulia kepada rasul yang paling mulia dwngan perantara malaikat yang paling mulia, dibelahan bumi yang paling mulia dibulan yang paling mulia yaitu ramadhan”.
Sobat Jurnal Sukabumi yang dimuliakan Allah, K.H. Ahmad Fuad Effendi telah berpulang ke sisi Allah pada Januari 2023 dan begitulah semua akan kembali ke tanah, maka kita tidak bisa hanya mengandalkan beliau saja.
Apakah Sobat Jurnal Sukabumi yakin tidak mau memahami firman Allah – Al-Qur’an – yang penuh berkah itu?. Mari bersama-sama meneruskan perjuangan beliau dengan menghidupkan bahasa ini. Dengan terus mencintai, mengapresiasi dan memupuk pembelajaran Bahasa Arab di tanah ini, Sukabumi bisa meneruskan cita-cita mulia K.H. Ahmad Fuad Effendi, insyaallah.
“Semoga Allah memberi kita taufik kepada hal-hal yang Dia cintai dan ridhai,” tutup penulis. (*).
Discussion about this post