JURNALSUKABUMI.COM – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi Reny Rosyida Muthmainnah mengklaim, setiap tahun jumlah kawasan kumuh di Kota Sukabumi, mengalami penurunan cukup signifikan.
“Awalnya mencapai 139,02 hektare. Namun sejak pemerintah melakukan intervensi, terhitung sejak 2018 hingga 2021, kawasan kumuh turun hingga 5,01 hektare,” kata Reni kepada jurnalsukabumi.com,” Rabu (26/10/22).
Adapun rinciannya pada 2018 capaian pengurangan mencapai seluas 89,565 hektare, 2019 seluas 22,392 hektare dan pada 2020 pengurangan kawasan kumuh seluas 18,84 hektare serta 2021 seluas 3,21 hektare.
Targetnya pada 2022 ini kata Reni, kawasan kumuh turun terus karena adanya dukungan dari berbagai pihak termasuk DPRD Kota Sukabumi. Intinya, pemkot tetap fokus pada penataan kawasan kumuh dan perbaikan jalan di wilayah.
Untuk selanjutnya,.dana penataan kawasan kumuh akan dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. Selain kawasan kumuh, pemkot juga fokus pada perbaikan rumah tidak layak huni.
Berdasarkan data dari berbagai sumber, pada 2021 lalu ada sebanyak 650 unit rumah tidak layak huni yang diperbaiki. Jumlah ini merupakan yang terbanyak di Jabar.
“Salah satu masalah perkotaan terkait permukiman termasuk di Kota Sukabumi adalah kawasan kumuh. Sehingga permukiman kumuh jadi prioritas pembangunan untuk diintervensi dengan cepat sesuai target dalam rencana pembangunan baik pusat, provinsi dan kota.
Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) misalnya yang dilaksanakan secara nasional ini ungkap Fahmi, dalam rangka penanganan kawasan permukiman kumuh. Penanganan kotaku terintegrasi mulai pusat, provinsi dan pemkot dengan melibatkan warga sekitar, bukan sekedar program pemerintah tapi mendapatkan dukungan sepenuhnya melibatkan warga sekitar.
Dengan adanya program kotaku memberikan hak-hak hidup manusiawi kepada warga dalam meningkatkan derajat kesehatan kepada warga. Sebab penanganan kawasan kumuh menimbulkan efek daya ungkit lainnya semakin baik.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Sukabumi Asep Irawan mengatakan, pemkot memang memprioritaskan penanganan masalah kawasan kumuh. Sehingga jumlahnya kini terus berkurang dibandingkan sebelumnya.
Redaktur: Usep Mulyana
Discussion about this post