JURNALSUKABUMI.COM – Adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh wilayah berdampak pada kenaikan biaya operasional para nelayan saat melaut.
Sepertinya halnya dirasakan nelayan yang berada di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Tidak sedikit masyarakat terpaksa beroperasi walaupun kondisi harga BBM naik.
“Saat Ini hasil pantauan dengan adanya kenaikan BBM, berdampak bagi operasional melaut lebih tinggi,” ujar David Ibrahim kepala TPI Palabuhanratu, Sabtu (10/9/2022).
Selain kenaikan biaya operasional selama melaut, hal itu mempengaruhi terhadap harga penjualan ikan di pelabuhan perikanan nusantara Palabuhanratu (PPNP).
“Informasi satu jenis ikan harganya naik, itu jenis ikan tuna. kenaikan ikan tuna di angka 2 ribu rupiah perkilo,” terangnya.
Namun, kenaikan itu belum dibarengi jenis ikan lainnya. Seluruhnya masih terbilang stabil belum ada kenaikan signifikan tetap seperti harga sebelumya.
“Jenis lain belum naik karena memang tangkapannya belum ada jenis itu, tapi kalau tongkol, lisong dan lainnya masih standar,” tuturnya.
Tetapi ke depannya, kata David, penjualan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) Palabuhanratu bisa saja naik karena menyesuaikan biaya operasional.
“Sepertinya ke depan dengan kondisi BBM naik, itu bisa saja mengalami kenaikan harga ikan, karena masih beberapa hari jadi dampaknya belum terlalu kerasa tapi ada pengaruh ke harga,” paparnya.
Menurut ia, selama 20 sampai 25 hari melaut, nelayan membutuhkan sedikitnya 450 hingga 500 liter. Walaupun ada kenaikan ia berharap hasil tangkapan ikan melimpah.
“Mereka berharap hasil tangkapan yang melimpah, ada kesesuaian harga penjualan, dengan beban operasional mereka yang menjadi tinggi,” tandasnya.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post