Oleh: Muhammad Mulki (Sekretaris Umum HMI Cabang Sukabumi)
Cinta itu sangat rapuh dan sangat lembut. Seseorang harus sangat berhati-hati dan cermat tentang hal itu. Engkau dapat membuat kerusakan sedemikian rupa sehingga pasanganmu menjadi tertutup, menjadi defensif. Begitulah cara seseorang menjadi tertutup. Jika engkau bertengkar terlalu sering, dia akan mulai melarikan diri; dia akan menjadi semakin dingin, semakin tertutup, sehingga dia tidak lagi merasa rentan terhadap seranganmu. Kemudian engkau akan lebih sering menyerangnya karena engkau akan melawan kedinginannya itu. Ini seperti lingkaran setan. Dan begitulah caranya kekasih terus menerus berpisah. Mereka saling menjauh satu sama lain, dan mereka berpikir bahwa pasangannya lah yang bertanggung jawab, bahwa pasangannya mengkhianati dirinya.
Faktanya seperti yang kulihat, tidak ada kekasih yang pernah mengkhianati pasangannya. Hanya ketidaktahuan yang membunuh cinta – tidak ada yang mengkhianati satu sama lain. Keduanya ingin bersama, tapi entah kenapa keduanya cuek. Ketidaktahuan mereka mempermainkan mereka dan ketidaktahuan itu menjadi makin kuat. Lambat laun mereka hanyut. Kemudian mereka mengira bahwa cinta itu berbahaya.
Cinta tidak berbahaya. Hanya ketidaksadaran yang berbahaya.
Ada banyak orang yang menghindari cinta hanya untuk merasa aman. Ada orang yang tidak ingin berkomitmen dalam hubungan apa pun, karena mereka tahu, begitu engkau berkomitmen dan engkau mendekati dia, pertengkaran dimulai, permusuhan dimulai, dan hal-hal buruk muncul, jadi apa gunanya berkomitmen? Paling-paling mereka tertarik pada hubungan seksual, tapi bukan pada keintiman. Dan kecuali suatu hubungan itu intim dan dalam, engkau tidak akan pernah tahu apa itu sebuah hubungan. Hubungan seksual tidak menyentuh intinya, dan engkau tidak akan pernah puas karenanya.
Hal ini wajar. Seseorang harus menerimanya dan dengan penerimaan itu mereka melampauinya. Jika engkau merasa terlalu marah, masuklah ke kamarmu, pukullah bantal, menangis, meratap, menjerit, tapi lakukan sendirian. Mengapa menunjukkan wajah jelekmu kepada pasanganmu? Apa intinya? Hanya katarsis, hanya pengungkapan emosi.
Orang bijak mengatasi ketidakbahagiaannya sendirian, dan kapan pun dia bahagia, dia datang dan berbagi dengan orang lain. Orang bodoh berbagi ketidakbahagiaannya dengan orang lain, dan ketika dia bahagia dia duduk sendirian. (*).
Masukan komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator.