Oleh : Heni Andriani
Ibu Pemerhati Umat
Dunia pendidikan di Indonesia semakin hari mengalami penurunan kualitas outputnya. Bagaimana tidak banyak perguruan tinggi yang seharusnya mencetak kaum intelektual memiliki integritas berfikir maju dan mencerdaskan pada kenyataannya justru sebaliknya.
Menurut Mahfud MD dunia pendidikan saat ini tak terkecuali perguruan tinggi justru menjadi sarang lahirnya para korupsi. Bagaimana tidak hampir semua pelaku korupsi adalah mereka yang lulus dari perguruan tinggi. Keahlian mereka bisa dimanfaatkan sesuai pesanan.
Mahfud mengingatkan, “pendidikan dan pengajaran sebagaimana termaktub dalam konstitusi telah memiliki pohon dan akar yakni pancasila. Ibaratnya pohon itu memiliki ranting ilmu pengetahuan, semuanya bermuara pada akar pancasila”, ujar Mahfud. (VIVANews, 21/12/2019).
Kondisi yang sangat serba sulit di masa sekarang mengakibatkan para lulusan perguruan tinggi tidak bekerja sesuai dengan bidangnya. Bahkan mereka harus rela menjadi buruh lepas karena daya saing yang tinggi masuk ke perusahaan atau instansi pemerintah. Seperti itulah yang dirasakan oleh Zulkarnain, tukang parkir Duri yang memiliki pendidikan tidaklah rendah.
Berusaha keras untuk bertahan hidup dengan menjalani kehidupan secara sabar tidak mau melakukan perbuatan yang terlarang. Padahal Zulkarnain menyandang gelar sarjana muda di salah satu perguruan tinggi di daerah Dumai, Riau. Hal ini seperti yang dilansir dari laman media online (GoodNewFromIndonesia, 20/06/2019).
Sistem Pendidikan Kapitalis
Indonesia yang mengadopsi sistem kapitalis kondisi output pendidikan nya sangat jauh dari yang diharapkan. Para lulusan perguruan tinggi tetapi kurang keahlian dan daya saing yang tinggi.
Di era milenial RI 4.0 pemerintah mengharapkan pendidikan yang ada harus sesuai dengan tuntutan zaman yakni output pendidikan lebih mudah diserap pasar industri .
Menurut Mahfud MD banyak yang menjadi tukang ojek karena mereka salah memilih jurusan yang tidak diminati. Berdasarkan data BPS dari 2018 ke 2019 , [lulusan yang bekerja tidak sesuai ilmuawan] mengalami penurunan. Tapi bagi saya kurang signifikan. Harusnya mampu 100 persen terserap industri. Maka pendidikan tinggi harus berkolaborasi dengan industri. Sistem kapitalis hanya mencetak para pekerja yang siap bekerja(buruh) bukan menciptakan generasi yang siap membuka lapangan kerja (produsen). Pada akhirnya perguruan tinggi hanya melahirkan lulusan bermental tukang bukan intelektual apalagi cendekiawan yang melahirkan inovasi dan teknologi mutakhir.
Indonesia kini menjadi konsumen dari berbagai barang-barang hasil produksi negara kapitalis baik Barat maupun Timur semisal Amerika dan Cina. Negara-negara tersebut memproduksi berbagai barang kebutuhan masyarakat Indonesia yang serba instan dan mudah.
Lambat laun membuat masyarakat lebih memilih jadi pekerja karena sulitnya memenuhi kebutuhan hidupnya yang semakin sulit di era kapitalis. Mereka para lulusan sekolah tinggi kurang meningkatkan kemampuan keahlian yang ada pada dirinya.
Sistem pendidikan Islam Solusinya
Islam adalah agama yang terbukti ampuh dalam menyelesaikan persoalan manusia. Islam juga mengatur sistem pendidikan yang melahirkan output pendidikan yang berkualitas yang menguasai sains dan teknologi serta berakhlak mulia. Sistem pendidikan mewujudkan pola pikir yang cemerlang serta pola sikap yang ahsan.
Dalam sistem pendidikan Islam berusaha untuk mewujudkan menjadi manusia yang senantiasa taat kepada Allah Swt. Memahami dirinya sebagai hamba Allah yang mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi ini.
Sistem kurikulum pendidikan Islam sangat jelas, terperinci dan praktis. Kurikulum direalisasikan untuk menyiapkan generasi yang kelak menjadi tonggak peradaban yang akan mewarnai Islam dengan berbagai ilmu pengetahuan serta tsaqofah Islam. Hal ini bisa kita lihat di masa kekhilafahan lahir para ulama sekaligus ilmuwan sains dan teknologi.
Mereka lahir dari gemblengan pendidikan Islam yang kuat dan kokoh. Menjadi inovator dari berbagai ilmu pengetahuan yang hanya dimiliki oleh dunia Islam. Pendidikan Islam mampu menjawab tantangan kehidupan tidak ada istilah sarjana jadi tukang apalagi jadi agen pemikir Barat.
Merindukan para ilmuwan dan kaum intelektual yang berkepriabadian Islam tentu hanya di sistem khilafah bukan yang lain.
Wallahu a’lam bi ash-shawab.
Discussion about this post