JURNALSUKABUMI.COM — Di balik kokohnya penegakan hukum di Kabupaten Sukabumi, berdiri sosok yang tak asing bagi dunia intelijen kejaksaan: Fahmi Rachman, S.H., M.H.. Pria berdarah Bandung ini kini mengemban amanah sebagai Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi-posisi strategis yang menuntut ketajaman analisis, ketegasan, dan ketahanan mental luar biasa.
Karier Fahmi Rachman bukanlah perjalanan yang ditempuh dalam semalam. Ia menapaki jalurnya selangkah demi selangkah, dimulai dari keberhasilannya menembus seleksi CPNS Kejaksaan di Bandung. Dari sana, ia bersiap meninggalkan zona nyaman.
Aceh menjadi panggung awal pengabdiannya, tepatnya di Kejaksaan Negeri Bener Meriah. Dua tahun mengabdi di wilayah yang penuh tantangan geografis dan keragaman sosial menjadi fondasi kokoh bagi kariernya. Perjalanan kemudian membawanya ke Lombok Tengah, tempat ia mengasah insting sebagai Jaksa Fungsional.

Tak berhenti di situ. Rachman kembali ke tanah Pasundan dengan jabatan strategis sebagai Asisten Intelijen di Kota Bandung, sebelum kemudian melanjutkan pengabdiannya sebagai Kepala Seksi Datun di Kota Baru, Kalimantan Selatan. Sebuah trek karier yang menunjukkan reputasi dan kualitas yang terus meningkat. Rekam jejaknya semakin paripurna ketika ia memimpin intelijen di Kejaksaan Negeri Cianjur, sebelum akhirnya resmi menakhodai Seksi Intelijen di Sukabumi.
Tantangan Berat di Wilayah Terluas Kedua di Pulau Jawa
Mengemban tugas di Kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa ini bukan perkara sepele. Rachman dan tim harus berjibaku dengan realitas geografis yang tak bersahabat. Dari Jampangkulon hingga Ciletuh, akses jalan yang sulit dan daerah pegunungan tak jarang menjadi tembok tantangan.
“Wilayah seperti Jampangkulon, Cisolok, hingga Ciletuh cukup sulit dijangkau karena akses jalan yang masih terbatas,” ujar Kasi Intelijen Fahmi Rachman didampingi Kasubsi I Seksi Intelijen Arief Adhitya Kesuma, menggambarkan beratnya medan yang mereka lalui.
Tak hanya soal jarak dan akses. Kesenjangan pendidikan dan kesadaran hukum masyarakat di beberapa wilayah pedesaan juga menjadi tantangan tersendiri. Belum semua lapisan masyarakat memahami pentingnya patuh hukum sejak dini.

“Masih ada daerah yang belum terjangkau penyuluhan hukum, padahal kami punya program Jaksa Masuk Sekolah untuk menanamkan kesadaran hukum sejak awal,” imbuhnya.
Dekat Dengan Masyarakat, Tegas Menjaga Keadilan
Namun, kesulitan tidak menghentikan langkah. Justru menjadi pemantik determinasi. Seksi Intelijen Kejari Sukabumi terus memperkuat komunikasi dan edukasi hukum kepada masyarakat melalui program kreatif, seperti “Jaksa Menyapa” yang disiarkan langsung melalui radio dan YouTube. Ruang dialog dibuka seluas-luasnya, menghadirkan kejaksaan sebagai mitra publik yang humanis dan mudah diakses.
“Kami terbuka bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi atau membutuhkan layanan hukum. Silakan datang langsung ke Kejaksaan Negeri Sukabumi,” tegas Rachman.
Dalam pusaran tugas yang menuntut ketegasan sekaligus empati, Rachman membuktikan bahwa menjadi penjaga hukum bukan sekadar jabatan-melainkan panggilan hidup. Dan perjuangan itu terus bergulir, menembus batas wilayah, medan, hingga tantangan sosial yang kompleks.
Redaktur: Ujang Herlan











