JURNALSUKABUMI.COM – Wakil Presiden RI ke VII, KH. Ma’ruf Amin, kunjungi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Masthuriyah Sukabumi di Jalan Raya Cibolang, Kilometer 7, Nomor 03, RT 49/RW 10, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (22/01/2025).
Kunjungan ulama besar kelahiran kelahiran Kresek, Kabupaten Tangerang 11 Maret 1943 di aula STAI Al-Masthuriyah Sukabumi ini untuk mengisi kegiatan Stadium General dengan tema “Ekonomi Syariah di Indonesia, Peluang dan Tantangan”.
Kehadirannya pun disambut hangat Ketua STAI Al-Masthuriyah, KH. Abu Bakar Sidik alias Kang Bakang bersama ribuan mahasiswa dan alumni STAI Al-Masthuriyah yang hadir memenuhi aula kampus.

“Saya memberikan stadium general, karena ekonomi syariah itu bagi umat Islam sudah menjadi sesuatu yang harus dilaksanakan dan bagi negara itu, sudah menjadi sistem nasional, karena ekonomi kita sudah menganut dual economic system,” kata KH. Ma’ruf Amin di STAI Sukabumi.
“Jadi konvensional ok, syariah ok. Sehingga kita sekarang membangun ekonomi syariah apalagi potensi ekonomi syari’ah itu besar. Kalaupun buat sekarang potensi itu belum tercapai, tetapi kita akan (berusaha) terus sampai potensi itu terus tersampai,” sambung dia.
Dewasn Suro PKB ini juga menyoroti isu riba yang menjadi dasar utama keberadaan sistem ekonomi syariah. “Bagi umat Islam, riba itu dilarang. Karena itu, ada sistem ekonomi syariah, ada bank syariah yang non-riba. Negara memang memberi pilihan, tetapi bagi umat Islam, tidak ada pilihan. Ini adalah konsekuensi dari ajaran agama,” ucapnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa peran ulama dan ustaz sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. “Kalau umat Islam tidak melaksanakan ini, ada konsekuensi spiritual, yakni mendapatkan murka dari Allah,” jelasnya.
Dirinya juga membahas mengenai penerapan ekonomi syariah di kalangan non-Muslim, baik di dalam maupun luar negeri. Menurutnya, sejumlah negara seperti Jepang dan Korea telah mengembangkan produk halal di berbagai sektor, seperti farmasi, wisata, dan kosmetik, demi nilai bisnisnya.
“Yang menguasai produk halal dunia saat ini justru bukan orang Islam. Kita tertinggal, padahal potensinya sangat besar. Karena itu, kita harus mengembangkan ekonomi syariah lebih serius,” sambung dia.
Reporter: Fira AFS | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post