JURNALSUKABUMI.COM – Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, perencanaan yang baik merupakan separuh dari keberhasilan dari sebuah pekerjaan. Hal tersebut, dikatakan Fahmi saat menghadiri Musrenbang Kecamatan Warudoyong, di Gedung Aher Jalan Lingkar Selatan, Kamis (2/2/23).
“Perencanaan itu adalah setengah dari keberhasilan. Itulah sebabnya betapa pentingnya perencanaan sehingga harus di desain sejak awal secara komprehensif,” kata Fahmi.
Dia menambahkan, pada 2021 dan 2022, pencapaian indikator makro lebih baik ketimbang 2020-2021. Pasca pandemi terjadi sebuah recovery.
Di bidang kesehatan Ambulance Sigap dan Homecare pada 2021-2022 terjadi penurunan pemanfaatannya. Hal ini menunjukkan bahwa warga masyarakat Kota Sukabumi semakin sehat.
“Semakin sedikit penggunaan ambulance maka tingkat kesehatan masyarakat semakin nyata dirasakan,” kata Fahmi.
Ini menandakan bahwa intervensi layanan kesehatan masyarakat kini telah berbasis rumah ke rumah. Artinya tidak seluruh warga yang sakit tidak harus ke Puskesmas dan tidak lagi harus ke rumah sakit atau cukup mereka dilayani homecare dari rumah ke rumah.
Pada bagian lain dia mengatakan, salah satu keberhasilan dari pemerintah adalah mampu menurunkan angka tingkat pengangguran terbuka (TPT), yang sempat dua mencapai dua digit. Namun pada 2022, turun ke angka delapan persen.
“Berdasarkan data BPS 2022 turun empat persen. Meskipun target saya enam sampai tujuh persen. Maka di tahun 2023, maksimal di angka tujuh persen untuk TPT,” ungkapnya.
Selanjutnya kata dia, tiga indikator yang dinilai dalam segi indeks pembangunan manusia (IPM) yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi atau daya beli. Pada 2022, dapat melompat di angka 75,40 persen.
Hal itu menunjukkan terjadi proses pengembangan dan pembangunan, pasca pandemi 36 bulan lalu. Di lihat dari angka kemiskinan di angka delapan persen bahkan ditargetkan hingga enam persen.
Tugas bersama-sama kata dia adalah menurunkan dengan berbagai intervensi sehingga angka kemiskinan bisa turun di angka enam persen. “Mudah-mudahan tahun ini bisa turun diangka enam persen,” tegasnya.
Gini ratio atau gap antara orang kaya dan miskin di Kota Sukabumi tidak terlalu jauh. Seperti di kota dan kabupaten lain. “Dimana yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Itu artinya, pembangunan dan pemerataan pembangunan tetap stabil,” ungkapnya.
Pada bagian lain dia mengatakan, ada empat misi yang dicantumkan dalam RPJMD. Dari empat misi ada 15 program unggulan. Kita lihat pencapaian dari 15 program di 2022 kemarin.
Redaktur: Usep Mulyana
Discussion about this post