JURNALSUKABUMI.COM – Kabar pilu kembali terkuak dari seorang janda anak tiga, Eni (46) asal Kampung Palasari Rt. 11/03, Desa Langkapjaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, yang terkulai lemah dengan menghabiskan kesehariannya berbaring di atas kasur, lantaran mengidap penyakit yang menggerogoti tubuhnya selama ini.
Kondisi, perempuan berusia 46 tahun itu pun saat ini mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis hingga mencapai 30 kilogram. Bukan tanpa alasan pihak keluarga untuk berharap melakukan pengobatan penyakit yang dideritanya ini. Melainkan, terbentur jarak karena harus menempuh sejauh 15 kilo meter.
Perjalanan yang tak dekat itu pun harus melintasi jalan pedesaan yang cukup lama, jika menggunakan jasa ojeg atau kendaraan roda dua, pihak keluarga wajib mengeluarkan kocek cukup besar. Perorang harus mengeluarkan biaya Rp50 ribu rupiah, dan itu hanya satu kali perjalanan.
Ironisnya lagi, pihak keluraga hingga sampai saat ini belum mengentahui penyakit apa dialami Eni. Padahal, pihak keluarga sudah pernah membawanya ke Puskesmas setempat untuk mengetahui penyakit yang diderita.
“Selama dua bulanan belakangan ini, Eni hanya memiliki berat badan 30 Kilogram. Pihak keluarga tidak bisa berbuat apa-apa. Perawatan selama menderita sakit dilakukan seadanya di rumah, hanya bergantung kepada keluarga dan tetangga, karena anak-anaknya tidak bisa bekerjak, karena fokus untuk mengurus dirinya yang terbaring sakit,” kata Keponakan Eni, Riska (29).
“Dan sampai saat ini tidak diketahui jenis penyakit yang diidapnya. Pasalnya, untuk mengetahui hasil jenis penyakit yang diidapnya, harus dirujuk ke rumah sakit yang lengkap peralatan medis.” tambah Riska
Tidak sanggup membawa ke Rumah Sakit lantaran terbentur biaya. Walaupun lanjut Riska, Eni memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan, hal itu tidak membantu sepenuhnya, lantaran terbentur biaya ongkos cukup besar diperajalan serta kebutuhan sehari-hari yang mengurusnya dirinya selama dalam perawatan.
Sakitnya itu sambung Riska, dialami mulai terasa setahun lalu. Namun, dua bulan ini, sudah tidak sanggup menahan beban tubuhnya yang kini mulai menyusut, dan terpaksa hanya bisa terbaring diatas kasur. Sudah pernah berobat ke Puskesmas. Namun, bilamana cara pengobatan melalui infus, sakitnya tidak bisa disembuhkan.
“Kalau pakai infus, kata dokter, tidak bisa sembuh, “Jelas Riska.
Masih kata Riska, untuk berobat ke Puskesmas terdekat, harus menempuh perjalanan sejauh 15 kilo meter, melintasi jalan ipedesaan menggunakan jasa ojeg dengan biaya Rp50 ribu rupiah satu kali perjalanan.
“Jalan menuju ke puskesmas, jalannya rusak. naik ojeg satu kali jalan, bayar 50 ribu, kalau dibawa ke Rumah Sakit Jampangkulon, tidak punya biaya ongkos jalan, anak-anaknya tidak bisa kerja, jagain mamanya, “Keluhnya.
Sementara itu Kepala Dusun Palasari, Saman Kadarisman (24) menegaskan, pihak pemerintah Desa Langkapjaya, hingga sampai saat ini belum terima laporan adanya warga keluarga tidak mampu menderita sakit parah dan terbentur biaya perajalana.
Selain itu, sambung Saman, masih ada masyarakat awam pengetahuan tentang program bantuan pemerintah untuk warga tidak mampu, sehingga tidak pernah melapor. Setelah mengetahui warganya tidak mampu berobat terkenadala biaya transportasi dan yang menurusnya, pihak pemerintah Desa rencananya akan menemui keluarga Eni, Nantinya akan dibantu dan diberi fasilitas untuk berobat ke rumah sakit.
“Kami menemui orangnya dulu, apakah warga sini, kita memeriksa dulu surat-suratnya dimana domisili. Kewajiban kita membantu meringankan keluarganya selama berobat,” pungkasnya.
Reporter : Ruslan AG
Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post