JURNALSUKABUMI.COM – Rencana alih lahan komoditas karet menjadi sawit yang dilakukan PTPN VIII Cibungur di Warungkiara, menuai penolakan keras dari Forum Petani Penggarap Warungkiara (FPP-W), yang menilai peralihan tersebut sangat merugikan masyarakat dan berdampak pada pada kehidupan warga.
“Kami sangat menolak keras, karena kaitan peralihan lahan menjadi sawit sangat berdampak akibatnya. Seperti saat kemarau tiba warga Warungkiara akan sulit mendapatkan ai. Karena serapan air untuk sawit sangat luar biasa,” ungkap Dewan Pengawas FPP -W Feri Permana.
Menurut Feri, dalam melakukan peralihan lahan sendiri PTPN VIII Cibungur harus matang dan melakukan kajian panjang seperti halnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang akan terjadi.
“Seperti halnya kajian hidrologi atau kajian keberadaan tanah tersebut. Jangan sampai peralihan menjadi sawit hanya berkepentingan pada ekonomis saja atau materi. Tapi dampak yang akan terjadi,” katanya.
Menurut Feri, jika melihat kondisi Warungkiara saat ini banyak petani yang menjadi unggulan yakni ubi untuk pengolahan terigu atau aci. Hal ini harusnya menjadikan perhatian oleh pemerintah.
“Banyak kebun atau tanaman lainnya yang mudah sekali untuk ditanam dan tidak berdampak. Opsi tanaman lainnya banyak sekali. Kenapa harus menjadi sawit,” katanya.
Ditambahkan Ketua FPP -W Puloh Saepul Anwar mengatakan, jika PTPN tetap ngeyel melakukan peralihan tanaman karer menjadi sawit. Kami akan mendatangi PTPN mempertanyakan alasan-alasan yang mendasar dan dampak yang terjadi. Jka pemerintah jeli dengan investasi panjang buat warganya sebaiknya Jawa barat lebih ke produk pangan.
“Kami bersama para petani menolak peralihan karet menjadi swit ini. Bahkan kami akan mendatangi PTPN VIII Cibungur bersama para petani jika masih terjadi,” jelasnya.
Sementara itu, pihak PTPN VIII Cibungur Heru saat dihubungi lewat pesan WhatsApp belum memberikan tanggapannya.
Reporter : FK Robbi
Redaktur : Jon Digos
Discussion about this post