JURNALSUKABUMI.COM – Sudah lima malam berlalu sejak warga terdampak pembongkaran di Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, terpaksa tinggal di tenda pengungsian.
Beralaskan tikar, dengan penerangan seadanya dari genset, mereka harus bertahan dalam kondisi serba terbatas. Tenda yang tidak tertutup rapat membuat nyamuk bebas berkeliaran, mengganggu tidur para pengungsi.
“Tak bisa tidur nyenyak, nyamuk menggerogoti tubuh. Tapi mau bagaimana lagi, kami tak punya tempat lain,” ujar Heriyanto (45), salah satu warga terdampak, Minggu malam (9/2/2025).
Di luar tenda, para pria bergantian berjaga untuk mengamankan barang berharga yang tersisa dari reruntuhan rumah mereka. Sementara itu, di dalam tenda, ibu-ibu, lansia, dan anak-anak terpaksa berdesakan, berusaha melewati malam-malam yang sulit.
“Dampak kesehatan mulai dirasakan. Banyak pengungsi mulai jatuh sakit akibat kondisi lingkungan yang kurang layak,” terangnya.
Tidak hanya itu, anak-anak pun terpaksa absen dari sekolah karena seragam dan perlengkapan mereka tertimbun di antara barang-barang yang terselamatkan.
Ketidakpastian masih membayangi mereka. Hingga kini, warga masih menunggu solusi terkait tempat tinggal yang dijanjikan.
“Kami bertahan di sini sampai ada kepastian. Mau pulang ke mana? Rumah sudah tidak ada,” tambah Heriyanto.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ahmad Fikri
Discussion about this post