JURNALSUKABUMI.COM – Di tengah hiruk-pikuk dunia politik yang sering kali didominasi oleh mereka yang berpengalaman dan berusia matang, muncul Rahma Sakura Ramkar, seorang gadis muda berusia 21 tahun, yang kini menjadi anggota DPRD Kabupaten Sukabumi termuda periode 2024-2029.
Rahma, yang lahir pada 5 September 2002, berhasil memenangkan Pemilu 2024 dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV melalui Partai Golkar. Dalam perjalanan menuju kursi DPRD, Rahma menghadapi banyak tantangan, tetapi semangat dan keyakinannya tidak pernah surut. Baginya, politik adalah ladang pengabdian, bukan sekadar arena kekuasaan.
“Saat dinyatakan menang, perasaan saya campur aduk. Senang, tentu saja, tapi juga ada beban besar karena banyaknya kepercayaan yang dititipkan kepada saya. Tidak hanya dari tim dan relawan, tapi juga dari 7.106 pemilih yang telah memilih saya,” ungkap Rahma, Kamis (8/8/2024).
Meski masih sangat muda di jajaran Legislator Jajaway, Rahma memiliki pandangan yang matang tentang isu-isu yang ingin ia perjuangkan. Dengan latar belakang sebagai guru honorer dan pengalaman magang di beberapa sekolah, Rahma merasa memiliki kewajiban untuk memperjuangkan pendidikan di Sukabumi. Baginya, pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal.
“Saya sangat ingin berada di Komisi 4 atau Komisi 2 yang berfokus pada pendidikan. Saya melihat banyak isu krusial di sektor ini, terutama di Dapil saya, yang harus diperjuangkan. Sebagai mantan guru honorer, saya tahu betul tantangan yang dihadapi sektor pendidikan di daerah,” jelas Rahma.
Keputusan Rahma untuk terjun ke dunia politik bukanlah hal yang tiba-tiba. Sejak masa SMA, ia sudah merasa tertarik untuk berkontribusi bagi masyarakat melalui jalur politik. Namun, dorongan utamanya adalah ketidakpuasan terhadap kondisi infrastruktur di desanya yang tidak mengalami perubahan signifikan selama bertahun-tahun.
“Meskipun waktu SMA sudah tertarik masuk partai, saya tidak pernah berpikir akan nyalon. Tapi ketika saya melihat betapa lambatnya perubahan di desa saya, saya mulai berpikir, apa yang bisa saya lakukan untuk mengubah keadaan ini? Kesempatan maju di legislatif datang, dan saya mengambilnya karena saya tahu, melalui posisi ini, saya bisa memberikan kontribusi yang lebih besar,” tuturnya.
Menariknya, Rahma adalah pionir di keluarganya yang terjun ke dunia politik. Tidak ada jejak politik dalam keluarga besarnya, sehingga keputusannya untuk masuk ke dunia ini menjadi langkah yang cukup berani dan inspiratif bagi banyak orang, terutama bagi generasi muda yang ingin terlibat dalam pembangunan daerah.
“Di keluarga saya, tidak ada yang terjun ke politik. Ayah, kakek, nenek, semuanya belum ada yang masuk dunia ini. Jadi, saya merasa menjadi yang pertama dan semoga bisa memberikan inspirasi bagi generasi muda lainnya,” tambah Rahma.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post