JURNALSUKABUMI.COM – Belum lama ini, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi menggelar rapat koordinasi dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji, dia menyampaikan, RPJPD ini Tonggak sejarah dalam perencanaan pembangunan untuk 20 tahun ke depan di Kota Sukabumi.
”Momen ini membahas topik penting masa depan Kota Sukabumi. Dengan semangat pembangunan berkelanjutan yang telah menjadi fokus dunia memastikan Sukabumi akan berkembang,” ujar Kusmana belum lama ini.
Tema kegiatan tersebut merancang perekonomian berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan inklusif dengan memanfaatkan bonus demografi untuk rumusan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah 2025-2045.
Kusmana mengatakan, perencanaan pembangunan ini harus selaras dengan program pemerintah pusat dan provinsi. Penyusunan RPJPD bersama perangkat daerah mitra ekonomi dan SDA tersebut, dalam menjaring aspirasi dan masukan termasuk dari mitra Kadin, Hipmi, dan UMKM Juara terkait mendukung program RPJPD dalam 20 tahun ke depan.
Menurutnya, rakor ini jadi tonggak sejarah bagaimana membangun Sukabumi lebih baik lagi. Terlebih dalam menghadapi isu berkembang di dunia secara perekonomian dan keuangan beberapa negara maju sedang tidak baik-baik saja.
“Yang penting pola pikir akan sama antara program pusat, provinsi dan daerah saling mendukung pembangunan. Terkait transformasi ekonomi, ada 17 arah pembangunan diantaranya iptek, inovasi dan prioritas ekonomi, penerapan ekonomi hijau, transformasi digital dan lain sebagainya,” jelasnya.
Kondisi itu, kata dia, akan berdampak pada negara Indonesia terkait ekspor menjadi berkurang dan berakibat pula pada produk UMKM. Dalam artian perkembangan global berdampak pada nasional.
”Sukabumi sebagai perkotaan harus jadi pusat pertumbuhan ekonomi walaupun hanya tujuh kecamatan tapi jadi pusat pertumbuhan di wilayah,” ungkapnya.
Dia menambahkan, tantangan yang dihadapi APBD terbatas daan membuka seluas-luasnya iklim investasi dan transformasi digital. Misalnya Diskumindag mendorong UMKM yang cukup banyak akses pemasaran, daya saing dan teknologi.
“Berikutnya pemanfaatan digitalisasi dalam pemasaran dan optimalisasi pekarangan rumah dalam menghasilkan produk pangan. Membuat program dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di bidang ekonomi,” jelasnya.
Reporter: Fira AFS | Redaktur:
Discussion about this post