JURNALSUKABUMI.COM – Musim panas ekstrem El Nino berdampak pada sektor pertanian di sejumlah daerah. Bahkan bulan Juli tercatat sebagai bulan terpanas di bumi. Alhasil, petani kesulitan menanam dan menyebabkan pergeseran musim tanam di sejumlah daerah.
Sidharta selaku Manajer Penjualan Wilayah Jabar 2 mengatakan, dampak El Nino itu sangat dirasakan bagi petani. Mereka kesulitan menanam dan menyebabkan pergeseran masa tanam di Kabupaten Sukabumi.
Namun pihaknya memastikan baik pupuk subsidi dan non subsidi untuk wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi dalam kondisi cukup bahkan melimpah.
“Akibat El Nino ini, musim tanam mundur menjadi September hingga Oktober. Tapi stok sangat melimpah. Di tahun ini, petani dijatah sesuai dengan kemampuan pemerintah untuk subsidi,” kata Sidharta saat konferensi pers di Kota Sukabumi, Rabu (02/08/2023).
Lanjut dia, pupuk Kujang Cikampek selaku anak perusahaan plat merah ini, tak berhenti memproduksi pupuk meski di tengah ancaman El Nino.
Sementara, Vice President Wilayah 3A Pupuk Indonesia Aviv Ahmad Fadhil menambahkan, stok pupuk tersebut siaga di gudang lini tiga di Sukabumi sesuai dengan ketentuan minimum yang diatur pemerintah dan sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan petani hingga dua pekan ke depan.
“Alokasi itu wajib kita penuhi. Apalagi sekarang sedang waspada musim panas ekstrem,” tutur Aviv.
Adapun di tahun 2023 ini, berdasarkan SK Alokasi tahun 2023, pemerintah menetapkan alokasi pupuk subsidi di Kabupaten Sukabumi dengan total 70.383 ton terdiri dari urea sebanyak 43.950 dan NPK sebanyak 26.433 Ton, sedangkan untuk alokasi Kota Sukabumi pemerintah menetapkan alokasi dengan total 1.350 ton terdiri dari urea sebanyak 812 ton dan NPK sebanyak 538 ton.
Di samping itu, realisasi pemberian pupuk bersubsidi di awal Agustus 2023 di Kabupaten Sukabumi telah mencapai lebih dari 90 persen dari alokasi tahun 2023.
Lebih lanjut, berdasarkan Permentan nomor 10 Tahun 2022 disebutkan hanya sembilan komoditas saja yang mendapat pupuk bersubsidi. Komoditas tersebut yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.
Sebagai informasi, sembilan komoditas ini merupakan komoditas pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi sehingga komoditi lain tak mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi.
Reporter: Fira AFS | Redaktur: Ujang Herlan











