JURNALSUKABUMI.COM – Potret pilu kembali dirasakan sang Nenek usia 62 tahun warga Kampung Cibenda RT 03/01, Desa Karanganyar, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, yang terpaksa belasan tahun tinggal dirumah reyot.
Berdasarkan pantauan jurnalsukabumi.com, Minggu (22/03)20), rumah yang jauh dari kata layak itu tidak lain milik Nur Patimah. Kondisi tempat tinggalnya masih berbahan kayu dan bilik bambu yang mulai keropos. Ditambah, atap dan tiang penyangga rumah sederhana itu pun kian lapuk dimakan usia.
Sepintas, tampak rumah yang masih beralaskan tanah dan sebagian dinding rumah bilik bambu yang mulai bolong itu terlihat kosong. Padahal, rumah tersebut masih dihuni Nur Patimah, nenek yang hidup sebatang kara itu hampir sebelas tahun lamanya tinggal dengan kondisi yang mengkhwatirkan seperti ini. Bukan tak ada kemauan untuk diperbaiki, melainkan untuk bertahan hidup sehari-hari saja dirasakan cukup pelik oleh sang Nenek tersebut.
Kekhwatiran pun kian dirasakan Sang Nenek, tetkala sudah memasuki musim penghujan seperti saat ini. Sebab, atap rumahnya pun mulai bocor dan hanya dengan dilapisi terpal saja, agar dirinya bisa nyaman terhindar dari derasnya air hujan hingga tertidur lelap.
Harapan untuk segera adanya uluran tangan dari pemerintah sempat diimpikan Nur Patimah, terlebih sesaat kedatangan petugas pemerintah setempat yang mengambil foto rumahnya hingga tujuh kali. Namun, impian sang nenek pun punah, lantaran bantuan tak kunjung datang.
“Saya sudah tujuh kali difoto, katanya mau diberikan bantuan untuk dibangun. Tapi gak ada juga,” ungkap nenek Nur Patimah, kepada jurnalsukabumi.com, Minggu (22/03/20).
Nenek yang sebatang kara ini pun terus berdoa agar bisa tinggal di rumah yang layak. Lantaran, jauh dari kemungkinan jika dirinya sendiri mampu memperbaiki rumah kesayangannya itu. Terkadang untuk makan sehari-hari pun, dirinya hanya mengandal pemberian dari tetangga dan warga sekitar saja.
“Ema, teu tiasa nanaon deui, Alhamdulillah tiasa sehat jeung tuang ge,” terangnya seolah tak kuat membendung tetesan air matanya.
Salah satu tentangganya, Yusuf (33) mengatakan, keberadaan rumah Mak Nur Patimah ini memang sudah 11 tahun kondisinya seperti itu. Bahkan pihak pemerintah desa sudah sering meninjaunya, tapi tak kunjung diperbiki.
“Saya selaku tetangga miris sekali, rumah ini udah lama belum diperaiki. Tapi melihat orang lain cepat sekali dibangunnya,” pungkasnya.
Reporter: Hendi
Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post