JURNALSUKABUMI.COM – Maraknya Bank Emok yang terus menggurita warga Sukabumi, menuai tanggapan dari Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) Dian Purwanti.
Kondisi tersebut dinilainya ada yang melatarbelakangi yakni, permintaan pasar Bank Emok di tengah masyarakat yang tinggi. Kondisi mengguritanya bank emok itu dipicu lima faktor yang menjadi perhatiannya.
“Masyarakat tidak mungkin sanggup mengatasi sendiri permasalahan Bank Emok, karenanya wajib ada campur tangan pemerintah selaku pemangku kebijakan,” ungkap Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik UMMI Dian Purwanti kepada jurnalsukabumi.com, Kamis (22/1/2020).
BACA JUGA : Bank Emok Menggurita, Nunggak Rp 400 ribu Rumah Disegel
Menurut Dian, ada lima faktor yang saat ini harus diperhatikan. Pertama, pola hidup masyarakat yang konsumtif harus dihilangkan, kedua tingginya angka pengangguran, ketiga adanya kesenjangan ekonomi, keempat manajemen pengelolaan zakat yang kurang tepat. Terakhir, ketidakmampuan pemerintah menyejahterakan warga negaranya.
“Bank emok tidak bisa ditutup pemerintah, tapi pemerintah harus mampu membuat atau menghadirkan lembaga tandingan sebagai solusinya, yang bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat. Jika masyarakat sudah sejahtera, bank emok akan mati dengan sendirinya,” jelasnya.
Saat ditanya apa solusi untuk menangulangi Bank Emok itu sendiri, Dian menjelaskan, solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah diantaranya memberikan pendidikan manajemen keuangan keluarga, kedua penyuluhan tentang pola hidup Islami seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, selanjutnya meningkatkan fungsi dan peran UKM itu sendiri, memperbaiki manajemen zakat, karena yang paling memungkinkan untuk bisa di optimalkan.
” Yang harus diperhatikan juga memperbaiki managemen program dana bergulir yg sudah dijalankan oleh pemerintah, serta perlu ada sinergitas antara pemerintah selaku pembuat kebijakan dengan unsur lembaga keuangan, lembaga baik mikro maupun makro, lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan, pengelola zakat, dan CSR perusahaan,” pungkasnya.
Reporter : Ifan
Redaktur : FK Robbi
Discussion about this post