JURNALSUKABUMI.COM – Kematian tragis Suherlan alias Samson (33) di tangan massa di Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, memicu gelombang kritik terhadap pemerintah daerah.
Salah satu suara paling lantang datang dari Hamzah Gurnita, anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi PKB. Ia menyoroti lemahnya peran Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan dalam menangani individu dengan gangguan mental seperti Samson sebelum kejadian ini berujung maut.
“Kasus Samson bukan hanya soal kriminalitas, tetapi juga kegagalan sistem dalam menangani individu dengan gangguan mental dan sosial,” ujar Hamzah, Minggu (23/2/2025).
Samson diketahui memiliki riwayat gangguan kejiwaan dan pernah menjalani perawatan di RSJ Marzoeki Mahdi, Bogor. Namun, setelah keluar dari rumah sakit jiwa, ia kembali ke masyarakat tanpa pengawasan dan pendampingan yang jelas dari pemerintah daerah.
“Seharusnya ada program rehabilitasi yang berkelanjutan. Pasien dengan kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan, karena mereka bisa menjadi ancaman bagi diri sendiri dan lingkungan,” tegas Hamzah.
Menurutnya, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan harus bertanggung jawab atas kegagalan ini. Jika sejak awal ada intervensi yang lebih serius, tragedi ini bisa dicegah.
“Dinas Sosial tidak bisa hanya reaktif setelah kejadian. Harus ada sistem yang memastikan pasien dengan gangguan jiwa tetap dalam pantauan dan mendapatkan bantuan, baik medis maupun sosial,” tambahnya.
Hamzah juga menyoroti kurangnya koordinasi lintas sektor dalam menangani individu dengan gangguan mental. Ia meminta adanya evaluasi total terhadap sistem yang ada agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kasus ini harus jadi pelajaran. Jangan sampai ada lagi individu yang terlantar, menjadi ancaman bagi masyarakat dan akhirnya tewas dengan cara yang mengenaskan,” tandasnya.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post