JURNALSUKABUMI.COM – Sebuah video duel massal antar para pelajar menjadi perbincangan warganet dan viral di media sosial. Video berdurasi satu menitan tersebut memperlihatkan aksi kekerasan satu lawan satu dimana beberapa pelajar masih menggunakan seragam sekolah. Bahkan dalam video tersebut terdengar teriakan-teriakan provokatif yang tak pantas bagi seorang pelajar.
Dari penelusuran Jurnal Sukabumi, video tersebut terjadi pada Jumat 10 Januari 2025 lalu dan terjadi di Kebun Pasirangin, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Duel tersebut melibatkan tiga sekolah yaitu SMPN 3 Ciracap, SMPN 6 Ciracap dan Mts Al-Muhajirin.
Polisi pun langsung melakukan penelusuran ke sekolah-sekolah yang terlibat aksi dule tersebut pada Selasa (14/1/2025) dan langsung menginterogasi para pelajar yang terlibat. Kapolsek Ciracap, Iptu Taufick membenarkan kejadian tersebut dan masih melakukan penyelidikan mendalam.
“Tadi kita sudah interogasi anak-anak yang terlibat untuk selanjutnya nanti pihak sekolah yang akan membawa mereka ke Mapolsek untuk kita mintai keterangan,” kata Taufick.
Tak hanya itu, polisi pun mengamankan dua bilah celurit milik para siswa yang terlibat aksi duel massal tersebut. Kepolisian pun berencana akan membawa para siswa untuk diperiksa lebih lanjut di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Mapolres Sukabumi di Palabuhanratu untuk penyelidikan mendalam.
“Kita akan bawa dulu ke unit PPA Polres untuk dimintai keterangan lebih lanjut,” ungkap Taufick.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 3 Ciracap, Didin Syahbudin menuturkan bahwa dari hasil keterangan para pelajar yang terlibat, mereka diprovokasi oleh beberapa alumni untuk melakukan aksi duel massal tersebut.
“Ya, ada faktor keterlibatan alumni hingga terjadi hal yang tidak kita inginkan itu,” kata Didin.
Dirinya pun mengaku akan kooperatif dengan membawa anak-anak di sekolahnya yang terlibat untuk diperiksa oleh kepolisian. Terkait sangsi bagi anak yang terlibat, dirinya telah berkompromi dengan pihak perwakilan orang tua dan jika anak tersebut terlibat aksi yang sama maka akan dikembalikan ke orang tuanya masing-masing.
“Ya kita sudah bicarakan ke komite orang tua siswa, kalau anak tersebut kembali berulah, kita akan kembalikan pembinaannya ke orang tuanya masing-masing,” tutup Didin.
Redaktur : Ahmad Fikri
Discussion about this post