JURNALSUKABUMI.COM – Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menghadiri kegiatan bersih-bersih kali bertajuk ‘Go Clean Our River’ bersama para SKPD, relawan, dan aktivis lingkungan. Mereka berkumpul di Teras Cipelang untuk membersihkan sampah di aliran Sungai Cipelang, Selasa (1/11/2022).
Kang Fahmi mengatakan, Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Lingkungan Hidup, memiliki program membersihkan aliran sungai itu yang sudah lebih dulu diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 1989. Tujuannya untuk mensterilkan sungai dari sampah dan limbah, yang kemudian menjadi kegiatan resmi sejak tahun 1995.
“Harapannya masyarakat menjaga lingkungan sehingga lingkungan ini menjadi berkah, bukan menjadi musibah,” kata Kang Fahmi.
Dalam kesempatan tersebut, Pemkot Sukabumi juga melaksanakan gerakan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Di wilayah Kota Sukabumi sendiri terdapat tiga aliran sungai utama. Sungai Cipelang itu menjadi salah satu fokus penanganan sterilisasi sampah di akhir tahun 2022,” pungkas Kang Fahmi.
Sementara, Kasi Sundawapan UPTD Cisadea-Cibareno Dinas SDA Provinsi Jabar, Ana Purnama Sari, menuturkan, jumlah sungai besar yang ada di bawah pengawasan UPTD Cisadea Cibareo berjumlah 147 aliran sungai dengan ribuan anak sungai. Jumlah yang begitu banyak dengan SDM yang minim menjadi kendala dalam penanganan sungai.
“Kita biasanya melakukan sosialisasi dengan menghidupkan TKSDA (Tim Koordinasi Sumber Daya Air) itu kita bangun, kita undang dari berbagai lapisan masyarakat dalam satu forum, nanti kita diskusikan langkah-langkahnya seperti apa,” kata Ana.
Lebih lanjut Ana menyebut, salah satu upaya untuk mengurangi banjir yaitu dengan menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai serta melakukan normalisasi sungai.
Kendati begitu, kata dia, kendalanya yaitu normalisasi sungai tidak bisa dilakukan serta merta saat banjir terjadi, perlu kajian dan anggaran yang cukup besar.
“Biasanya kita adakan normalisasi, ketika itu sudah pada titik rawan yang sangat tinggi contohnya saat ini Sungai Cisuda, mudah-mudahan di 2023 kita ada anggaran untuk normalisasi supaya menekan banjir di wilayah tersebut,” pungkas dia.
Ana menambahkan, normalisasi sungai itu bersifat tentatif, sesuai kebutuhan, jadi tidak semua sungai harus dinormalisasi. Karena normalisasi secara aturan tersebut sama dengan memindahkan banjir dari hulu ke hilir.
“Harus ada kajian dulu, kita kaji berapa kedalaman yang harus kita keruk, nanti material dibuang kemana, jadi tidak sesederhana itu untuk penanganan sungai,” tandasnya.
Reporter: Fira Alfi Syahrin | Redaktur: Mulvi Mohammad Noor
Discussion about this post