Sejak awal 2021 Pemerintah Indonesia menjalankan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Program tersebut disambut hangat Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi melalui pengembangan komoditas unggulan, apa saja?
Berikut kutipan wawancara bersama Sekretaris Distan Kabupaten Sukabumi, Denis Eriska bersama jurnalsukabumi.com, Selasa (07/06/2022).
Laporan: Ujang Herlan
Rangkaian kegiatan dalam mengurangi dampak Covid-19, Distan Kabupaten Sukabumi mengklaim telah melakukan berbagai inovasi, di antaranya melalui pengembangan komoditas unggulan dan percepatan pemulihan ekonomi daerah.
1. Bagaimana peran Distan dalam mendukung pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Sukabumi?
Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah sekitar 416.000 hekatre mempunyai potensi yang cukup besar di bidang pertanian. Di antaranya, Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Aneka Kacang dan Umbi). Tanaman Hortikultura (Sayuran, Buah-buahan, Florikultura, Biofarmaka). Dan Tanaman Perkebunan (Kopi, Coklat, Karet, Kelapa Sawit, Teh dan sebagainya).
2. Kenapa sektor pertanian diyakini sebagai salah satu penyumbang terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Sukabumi?
Hal ini dibuktikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor penyumbang yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Sukabumi, yaitu di atas 22,83% pada tahun 2020 dengan nilai 8,86 miliar.
3. Apakah ada kaitannya dengan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi, seperti apa?
Hal ini sangat berkaitan dengan Misi Kabupaten Sukabumi yaitu meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi berbasis agribisnis dan pariwisata berkelanjutan dengan program prioritas pengembangan komoditas unggulan melalui hilirisasi dan perluasan akses pasar dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi daerah.
4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sukabumi?
Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di bidang pertanian di antaranya:
a. Rendahnya Produktivitas dan Nilai Tambah Produk Pertanian.
b. Terbatasnya Pasar yang dapat di akses oleh Petani, produk banyak dijual ke tengkulak.
c. Rendahnya minat kaum muda untuk berusaha di sektor pertanian/Rendahnya Regenerasi SDM Pertanian. Sebagian besar petani di Kabupaten Sukabumi mempunyai usia lebih dari 45 tahun.
d. Terbatasnya akses permodalan bagi para petani, dan
e. Pembangunan infrastruktur pertanian yang belum optimal.
5. Apa harapan ke depan berkaitan dengan pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Sukabumi?
Sektor pertanian merupakan sektor yang telah terbukti tahan terhadap situasi pandemi. Oleh karena itu sektor ini harus terus mendapatkan perhatian dan dorongan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi sehingga dapat berperan lebih dalam peningkatan PDRB, serta kesejahteraan lahir dan batin masyarakat Kabupaten Sukabumi. (*).
Discussion about this post