JURNALSUKABUMI.COM – Pasar Malam atau yang biasa masyarakat sebut dengan korsel, ibarat telah menjadi ‘nyawa’ bagi keluarga para pedagang tradisional musiman itu. Sebab, di wahana itu lah yang membuat dapur keluarganya ngebul.
Sehari-hari para pedagang itu mencari nafkah hanya menggantungkan nasibnya di PM dan itu pun dengan waktu singkat.
Namun, pasca penutupan korsel di Kampung Pasirdoton, Desa Pondokaso, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi oleh Gugus Tugas Covid-19, Minggu (04/10/2020) lalu. Kini, nyala api dapur para pedagang meredup bahkan padam.
Penutupan yang terjadi itu dilakukan karena para pedagang masih berjualan di tengah upaya menakan laju penularan virus corona (Covid-19).
“Sepekan penutupan, kami tidak boleh beroperasi lagi, tetapi itu mata pencaharian satu satunya untuk menghidupi keluarga,” lirih Pengelola Pasar Malem Yuneldi Putra kepada jurnalsukabumi.com, Selasa (13/10/2020).
Tak hanya itu lanjut dia dengan adanya aktivitas pasar tersebut, bukan hanya para pedagang atau korsel saja yang diuntungkan, tetapi lingkungan sekitar pun terbantu dari segi ekonominya.
“Kita membuka lebar juga bagi masyarakat sekitar, baik dengan cara diperbolehkan berjualan. Bahkan, hingga parkiran kita serahkan ke warga sekitar,” ujar Yuneldi.
Sementara salah satu pedagang, Edo mengakui kerugian cukup besar yang diderita akibat penutupan pasar malam oleh aparatur pemerintah kemarin.
“Jujur, mata pencaharian yang seharusnya mendapat pemasukan mencapai Rp 300 ribu perharinya, kini tidak ada sama sekali,” singkatnya.
Diberitakan sebelumnya, Selaku Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman penutupan PM tersebut sebagai salah satu antisipasi menekan dan menjaga angka penyebaran atau klaster baru covid-19.
“Atas intruksi pimpinan satgas dilakukan lah pembubaran sebagai bentuk tindak lanjut pencegahan klaster baru,” pungkasnya.
Reporter: Ilham Nugraha II Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post