JURNALSUKABUMI.COM – Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi memiliki potensi ekonomi daerah yang cukup beragam, salah satunya terkait dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Kecamatan Kalapanunggal itu terdiri dari tujuh desa, dimana setiap desa memiliki produk UMKM yang berbeda, mulai dari makanan hingga kerajinan. Namun yang lebih banyak dihasilkan adalah pengolahan makanan,” kata Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Kalapanunggal, Dewi Tresnaningsih, kepada jurnalsukabumi.com pada awal Februari 2024 ini.
Informasi yang dihimpun, untuk produk UMKM Desa Mekarsari ada makanan ringan seperti keripik singkong, keripik ubi jalar dan roti. Desa Walangsari ada roti, kopi karuhun, kacang kapacira. Desa Gunung Endut ada durian, Vanili, ikan arwana, susu kambing Etawa.
Desa Pulosari ada gula merah, kue kering, Bolu, cake. Desa Kadununggal ada keripik singkong, keripik pisang. Desa Palasari girang ada kue bolu. Terakhir Desa Kalapanunggal ada kerajinan dari gedebong pisang, kerajinan dari bambu dan wingko babat.
Menurut Dewi, dari produk-produk tersebut, sebagian ada yang sudah berizin dan dipasarkan hingga keluar dari Sukabumi.
“Ada yang sudah berkembang, sudah punya izin seperti P-IRT, ada juga yang belum, hal itu kan tergantung kemauan masyarakatnya sendiri. Dari kemasan sudah bagus, untuk pemasarannya selain dijual langsung di daerah sini, ada juga yang memasarkan secara online baik melalui media sosial ataupun aplikasi khusus jual-beli seperti shoope,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Kalapanunggal, Alek Antariksa mengatakan, dalam tipologi Kecamatan Kalapanunggal masuk kedalam Kecamatan tradisional.
“Kecamatan yang beralih atau bertransisi dari tipe C yaitu pertanian atau pedesaan, ke tipe B yaitu perkotaan,” terangnya.
Maka dari itu, sambung Alek, UMKM di Kecamatan Kalapanunggal akan lebih terbatas dibandingkan dengan daerah perkotaan seperti dari Cicurug sampai dengan Sukalarang yang notabene lebih beragam dan lebih hidup.
“Karena di daerah ini masih berbasis pertanian dan perkebunan sehingga masyarakat mengolah apa yang ada, sehingga mayoritas disini adalah pengolahan makanan. Misalnya, seseorang punya kebun singkong, karena singkong harganya murah maka ia mengolahnya terlebih dahulu menjadi keripik, sehingga meningkatkan nilai jual,” tandasnya.
Reporter: Sri Rahayu | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post