JURNALSUKABUMI.COM – Banjir bandang yang melanda wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (27/10/2025), diduga kuat dipicu oleh kerusakan lingkungan di kawasan hulu sungai. Salah satu faktor yang menjadi sorotan adalah hutan gundul dan aktivitas tambang liar di daerah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki, mengatakan bahwa analisis awal menunjukkan adanya tanda-tanda pendangkalan sungai akibat material lumpur yang terbawa dari hulu. Kondisi ini memperparah meluapnya air saat hujan deras mengguyur wilayah selatan Sukabumi.
“Kalau melihat air sungai yang keruh begitu, indikasinya memang terjadi pendangkalan. Ini bisa saja berasal dari bagian hulu yang sudah gundul,” ujar Eki, Rabu (29/10/2025).
Eki menambahkan, selain faktor curah hujan tinggi, jebolnya beberapa tanggul juga turut memperparah dampak banjir. Akibatnya, aliran air sungai meluas ke permukiman warga di beberapa kampung seperti Cikahuripan.
“Air yang sangat tinggi dan tanggul-tanggul yang jebol membuat air meluber ke kiri kanan sungai. Ini yang menyebabkan wilayah sekitar terendam cukup parah,” jelasnya.
Terkait dugaan adanya aktivitas tambang emas tanpa izin (PETI) di kawasan hulu, Eki menyebut pihaknya belum bisa memastikan secara langsung. Apa hal ini ikut serta jadi biang kerok bencana terjadi?.
Namun, masih kata dia, BPBD membuka kemungkinan bahwa aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan turut memperburuk kondisi ekosistem sungai.
“Untuk akibat dari adanya Peti dan lain sebagainya belum saya ketahui, intinya indikasinya bahwa sungai ini membawa lumpur yang begitu banyak, diperkirakan di atas sana terjadi gundul sehingga pendangkalan,” tandasnya.
Banjir bandang di Cisolok sendiri menyebabkan ratusan rumah terendam, akses jalan sempat terputus, dan ribuan warga terdampak. Pemerintah daerah kini tengah melakukan pembersihan material lumpur serta menyalurkan bantuan logistik ke lokasi terdampak.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan











