JURNALSUKABUMI.COM – Puluhan warga di kawasan Perumahan Karang Kencana, Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi mengeluhkan kondisi air dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) mengalami perubahan warna serta bau.
Hal itu diungkapkan Fikri (45) mengatakan, setidaknya ada 150 KK yang mengeluhkan kondisi air PDAM berubah warna menjadi keruh serta bau menyengat khas kaporit. Perubahan air tersebut telah dirasakan warga dalam satu pekan terakhir.
“Mulai dari seminggu yang lalu itu air dari pdam yang mengalir ke rumah saya dan warga lainnya mengandung kaporit karena tercium baunya, warna air itu berubah jadi putih susu,” ujar Fikri dalam keterangannya, Rabu (12/02/2025).
Dia mengatakan, perubahan konsistensi air tersebut biasa terjadi pada tiga waktu yakni pagi, sore, dan malam. Di mana sebagian besar warga sedang aktif membutuhkan air untuk berbagai keperluan rumah tangga.
Meskipun belum ada dampak pada aktivitas warga, namun dirinya mengaku khawatir jika penggunaan air PDAM dipakai untuk kebutuhan konsumsi berkepanjang akan menyebabkan permasalahan kesehatan.
“Kalau di rumah saya tidak pernah pakai air minum, tapi untuk cuci beras, cuci makanan-makanan sebelum dikonsumsi, bikin kopi butuh air panas itu pasti selalu pakai (air) pdam, kalau dibilang kerugian ya pasti karena kita bayar ke pdam,” ungkapnya.
Menurutnya, penggunaan kaporit dalam menjaga kualitas PDAM masih dinilai wajar jika dengan intensitas rendah di waktu-waktu tertentu. Warga juga berharap pihak PDAM bisa segera menangani permasalahan ini, guna memastikan keamanan dalam konsumsi air tersebut.
“Harapannya semoga tidak ada lagi penggunaan tawas dan kaporit, kan namanya juga pdam ya, harusnya kita buka keran bisa langsung diminum, mudah-mudahan kualitasnya diperbaiki,” tuturnya.
Kondisi serupa juga dialami warga lainnya, Dian mengaku terpaksa menggunakan air keruh dari PDAM ini untuk berbagai kebutuhan, mulai dari mencuci, mandi, hingga kebutuhan memasak.
“Kondisinya sama, sudah hampir seminggu lah tapi kadang pas kita mau pakai air itu warnanya beda, nggak bening, kan kalau pdam biasanya bening, terus ya terpaksa karena kan kita mah kebutuhan airnya dari situ, minum air situ nggak ada sumber lain jadi terpaksa sekeluarga minum air dari situ,” ujarnya.
Dia bersama warga lainnya juga berupaya melaporkan kondisi air tersebut kepada pihak PDAM, dan berharap bisa segera ditangani.
Penjelasan Perumda Air Minum Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi
Dikonfirmasi, Kepala Sub Bagian Produksi Perumda (Perusahaan Umum Daerah) Air Minum Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi, Marlia menjelaskan, bahwa penggunaan kaporit dalam air diperlukan untuk mengantisipasi pertumbuhan bakteriologi jika terjadi kebocoran pada jaringan pipa saluran.
“Kalo bau kaporit , emang di jaringan itu harus ada sisa klor 0,2 sampai dengan 0,5 ppm. Barisan tersebut sesuai dengan permenkes nomor 2 tahun 2023,” kata Marlia dikonfirmasi Rabu (12/02/2025).
Mengenai air yang berubah warna, dia menilai, jika kondisi itu disebabkan oleh tekanan air selama penyaluran hingga sampai ke rumah-rumah warga.
“Mengenai air berwarna putih susu, itu disebabkan tekanan air. Tapi kalo sudah ditampung di bak atau ember tekanan akan berkurang, dan air menjadi jernih,” jelasnya.
Pihaknya menyebut akan mengecek ke lapangan terkait keluhan pelanggan PDAM tersebut. Menurutnya, warna dan bau air yang dirasakan warga dinilai pihaknya tidak membahayakan.
“Tapi insyaAllah akan kami cross check ke lapangan, inshaAllah dua hal tersebut tidak membahayakan,” pungkasnya.
Reporter: Fira AFS | Redaktur: Ahmad Fikri
Discussion about this post