JURNALSUKABUMI.COM – Nendi (32) pengolah ikan asin asal Kampung Cilegok, Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi membeberkan produksi ikan disaat musim panas tiba.
Nendi mengaku, Cuaca panas di wilayah Selatan Sukabumi membawa berkah tersendiri bagi dirinya. Biasanya, di kawasan Kampung Pesisir. Estimasi waktu untuk memproduksi ikan asin memerlukan waktu selama empat hari.
Cuaca panas dan terik, merupakan salah satu faktor pendukung produksi ikan asin meningkat. Karena hanya membutuhkan waktu setengah hari. Bahkan untuk jenis ikan besar cuma membutuhkan waktu dua hari.
“Penjemuran tergantung jenis ikan, misal ikan kecil seperti rebon, teri paling setengah hari. Klo ikan agak gede bisa dua hari,” ucap Nendi disela penjemuran, Sabtu (22/7/2023).
Nendi mengaku, dibalik keberkahan musim panas, terselip sulitnya pemasaran produk ikan asin. Ia yang mengandalkan pemasaran lokal hanya dapat menjual sesuai pesanan.
“Masih lokal, gak keluar. Biasanya dari sini nyampe ke Bogor, Cianjur, Sukabumi paling jauh Jakarta. Itupun bila ada pesanan,” kata Nendi.
Nendi yang sudah menggeluti selama empat tahun itu, hanya dapat lima kuintal ikan asin dalam sehari. Ditambah penangkapan ikan minim.
“Saat ini mungkin mendapatkan 5 kwintal, soalnya gak terlalu banyak ikannya. Tapi klo musim ikan, mungkin asin kering dalam 1 hari dapat dua ton,” tuturnya.
Mengenai harga lanjut Nendi, jenis ikan Rebon kisaran harga Rp. 20 ribu sampai Rp 35 ribu per kilo. Sedangkan ikan Teri kisaran Rp 80 sampai Rp90 ribu per kilogram.
“Kalo harga Rebon tergantung kualitas, dari mulai 20 sampai 35 ribu. Kalo ikan teri super dan teri medan mencapai 90 ribu,” timpalnya.
Pengolahan yang masih tradisional itu, Nendi menyebutkan bisa dapat omset puluhan juta dalam sebulan. Hal itu pun tak nentu.
“Omset perbulan tidak nentu, soalnya tergantung ikan. Klo ikan sepi itu sama sekali tidak ada pengahasilan, klo bisa di rata rata perbulan omset mencapai 10 juta,” tandasnya.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Usep Mulyana
Discussion about this post