Belasan Ribu Pohon Ditebang Ilegal di Cidahu, Warga Rasakan Air Keruh dan Krisis Air Bersih

Jumat, 31 Oktober 2025 - 19:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JURNALSUKABUMI.COM — Dampak kerusakan lingkungan akibat pembalakan liar di lereng Gunung Salak, tepatnya Blok Cangkuang, Desa Cidahu, Kabupaten Sukabumi, kini mulai dirasakan langsung oleh masyarakat setempat.

Tokoh masyarakat, Rohadi (75), mengungkapkan bahwa penebangan masif yang berlangsung selama dua tahun terakhir telah menyebabkan belasan ribu pohon ditebang secara ilegal, berujuk pada masalah krisis air dan kekeruhan yang parah.

Situasi ini diperparah dengan sorotan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyebut bahwa peningkatan bencana hidrometeorologi (longsor, banjir, kekeringan) di Sukabumi disebabkan oleh degradasi lingkungan di kawasan hulu yang kehilangan fungsi resapan airnya.

Rohadi menjelaskan bahwa kawasan yang dulunya tertutup dan dijaga ketat oleh pengelola Hak Guna Usaha (HGU) kini dirusak dan dibuka oleh pihak tak bertanggung jawab.

“Gerbang hutan dirusak dan dibuka. Di dalamnya bahkan sudah dibuat jalan baru,” ungkapnya.

Kerusakan hutan ini berdampak langsung terhadap kondisi air dan lingkungan warga. “Air yang tadinya jernih, kini cepat keruh walau hanya hujan ringan. Kolam penampungan yang biasanya penuh, kini hanya terisi separuh,” keluhnya, menegaskan ancaman krisis air bersih.

Tuntutan Tindakan Tegas untuk Oknum Serakah

Tim Advokasi Warga Cidahu dari Fraksi Rakyat, Rozak Daud, menegaskan bahwa perusakan ini dilakukan oleh oknum serakah yang mengklaim tanah negara sebagai milik pribadi.

“Kami meyakini ada pihak yang merasa tanah itu sudah menjadi miliknya, padahal statusnya masih tanah negara. Mereka berlindung dengan dalih sebagai pemohon hak, lalu seenaknya merusak lahan. Ini jelas bentuk keserakahan,” tegas Rozak.

Rozak juga melontarkan kritik keras terhadap aparatur terkait yang dinilai melakukan pembiaran hukum, meskipun keresahan publik sudah lama disampaikan.

“Pengrusakan ini sudah lama terjadi, tapi tidak ada penegakan hukum. Apakah harus menunggu bencana dulu baru rakyat disalahkan?” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mendesak aparat kepolisian dan instansi terkait untuk segera menindak tegas oknum perusak hutan di kawasan tersebut.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi juga diminta menegur Kepala Desa Cidahu yang dianggap acuh dan diduga turut terlibat dalam aktivitas perusakan lahan.

“Harus ada tindakan hukum yang nyata. Jangan hanya menunggu laporan, tapi turun langsung agar kerusakan tidak semakin meluas,” tutupnya.

Reporter: Fira AFS | Redaktur: Ujang Herlan

Berita Terkait

Kuota Haji Sukabumi Terdampak Kebijakan Baru: Nasib Ribuan Calhaj Tunggu SK Menteri
KH. Ma’ruf Amin Resmi Pimpin Dewan Penasehat SMSI
Kasus Pencabulan Bocah TK di Kadudampit, Gus Uha: Tindak Tegas Pelaku!
Diterpa Bencana, KDM Bongkar Problem Sukabumi Akibat Rusaknya Alam
48 Jam Pascabencana, BPBD Jabar Pastikan Warga Terisolir Mulai Tertangani
Hutan Gundul dan Tambang Liar Biang Kerok Banjir Bandang Cisolok?
Sekolah dan Kantor Desa Terendam, Pemkab Siapkan Relokasi dan Bantuan
Banjir Bandang Terjang Cisolok, 500 Rumah Warga Cikahuripan Terendam 

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 17:36 WIB

Kuota Haji Sukabumi Terdampak Kebijakan Baru: Nasib Ribuan Calhaj Tunggu SK Menteri

Selasa, 4 November 2025 - 15:24 WIB

KH. Ma’ruf Amin Resmi Pimpin Dewan Penasehat SMSI

Senin, 3 November 2025 - 18:19 WIB

Kasus Pencabulan Bocah TK di Kadudampit, Gus Uha: Tindak Tegas Pelaku!

Jumat, 31 Oktober 2025 - 19:24 WIB

Belasan Ribu Pohon Ditebang Ilegal di Cidahu, Warga Rasakan Air Keruh dan Krisis Air Bersih

Kamis, 30 Oktober 2025 - 11:54 WIB

Diterpa Bencana, KDM Bongkar Problem Sukabumi Akibat Rusaknya Alam

Berita Terbaru