JURNALSUKABUMI.COM – Mengartikulasikan literasi saat ini bukanlah sekedar kemampuan membaca dan menulis saja. Lebih dari itu literasi bisa diartikan sebagai kemampuan individu dalam menggunakan potensi dan kemampuan yang dimiliki di dalam hidupnya.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan, Eman, mengutip dari Education Development Center, Rabu (17/5/23).
“Diarpus terus berupaya melakukan upaya-upaya peningkatan akses informasi dan berbagi informasi serta pengetahuan di semua lini pengetahuan,” kata Eman.
Tentu saja kata dia, hal itu sejalan dengan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yang merupakan program prioritas yang masuk ke dalam RPJMN 2020 – 2024.
Tidak hanya itu, program tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi perpustakaan sebagai wahana pembelajaran masyarakat sepanjang hayat.
“Kami mendorong perpustakaan menjadi ruang interaksi bagi masyarakat, dengan melakukan berbagai kegiatan pelibatan masyarakat sebagai aplikasi informasi dari koleksi bahan pustaka dan internet di perpustakaan”, ujar Eman
Salah satu contoh kegiatan pelibatan masyarakat yang dilakukan antara lain pembelajaran merajut, yang bekerjasama dengan salah satu Duta Baca Kabupaten Sukabumi.
Pada bagian lain, dia menjelaskan, melalui pembelajaran merajut, masyarakat diharapkan memiliki skill, baik untuk sekedar mengisi waktu luang atau hobi, maupun serius menggeluti menjadi aktivitas yang produktif dan menghasilkan dari sisi finansial.
“Perpustakaan harus mulai mengubah paradigma literasi keberaksaraan menuju paradigma literasi yang memberdayakan masyarakat,” tandasnya.
Redaktur: Usep Mulyana
Discussion about this post