JURNALSUKABUMI-COM – Bencana alam berupa angin kencang disertai hujan es menerjang beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi pada Minggu (5/10/2025) sore.
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB dan mengakibatkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan, sejumlah pohon tumbang, serta mengganggu akses jalan di beberapa titik.
Informasi sementara, bencana terjadi di tiga kecamatan (Bojonggenteng, Kalapanunggal dan Parakansalak) Kabupaten Sukabumi. Peristiwa ini dipicu oleh curah hujan ekstrem yang melanda wilayah tersebut.
Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, dua desa yang terdampak paling parah adalah Desa Berekah dan Desa Bojonggling Kecamatan Bojonggenteng.
Manager Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, menyampaikan bahwa kerusakan rumah warga cukup signifikan, terutama di Desa Berekah dan Bojonggling.
“Data sementara menunjukkan di Desa Berekah terdapat 52 rumah terdampak, terdiri dari 12 rumah rusak berat, 19 rumah rusak sedang, dan 21 rumah rusak ringan,” jelas Daeng kepada Jurnal Sukabumi, Senin (6/10/2025).
Sementara itu, di Desa Bojonggling, kerusakan tersebar di beberapa kampung, seperti Kampung Cimanggu, Parigi, dan Pasirhaur. Bahkan, satu musala di Kampung Cimanggu dilaporkan mengalami kerusakan cukup parah.
Selain kerusakan pada bangunan, angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang di empat titik, menutup akses jalan desa.
“Lokasi yang terdampak antara lain; di Kampung Cikubang (RT 20); Sangkali (RT 22); Kampung Parigi (RT 18) dan Kampung Pasir Haur (RT 23) Desa Bojonggaling, Kecamatan Bojonggenteng,” terangnya.
Laporan lainnya pun terjadi di Kecamatan Kalapanunggal dan Parakansalak. Untuk jumlah resmi masih dalam pendataan.
“Hingga saat ini, tidak ada laporan korban jiwa, namun jumlah warga yang mengungsi masih dalam proses pendataan. Sementara itu, total kerugian material masih dalam tahap asesmen oleh tim gabungan di lapangan,” jelas Daeng.
Masih kata dia, BPBD Kabupaten Sukabumi telah mengerahkan tim gabungan yang terdiri dari P2BK, relawan Bareta, Babinsa/Babinmas, Satpol PP, Tagana, serta aparat desa dan kecamatan. Tim ini langsung bergerak cepat untuk melakukan evakuasi, pembersihan pohon tumbang, dan pendataan kerusakan.
Daeng menambahkan bahwa proses asesmen belum rampung karena terhambat kondisi malam hari dan pemadaman listrik di beberapa lokasi terdampak. Pendataan dan pemutakhiran informasi dilanjutkan pada hari Senin (6/10/2025).
“Bantuan yang paling mendesak saat ini adalah terpal untuk penanganan sementara dan material bangunan untuk perbaikan rumah. BPBD terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak terkait agar penanganan bisa dilakukan secara maksimal,” pungkasnya.
Reporter: Ifan | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post