JURNALSUKABUMI.COM – Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat Wilayah V mencatat sebanyak 23 sekolah tingkat SMA SMK terdampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor, dan pergerakan tanah di Kabupaten Sukabumi.
Kepala KCD Pendidikan Jawa Barat Wilayah V, Lima Faudiamar mengatakan, dalam bencana alam yang terjadi pada Rabu (04/12/2024) lalu ini setidaknya ada sekitar 620 siswa yang terganggu kegiatan pembelajarannya.
“Sekarang juga guru tidak libur agar mendata dan melacak siswa anak didiknya terutama wali kelas jadi mendata anak didiknya dalam posisi keadaan aman atau tidak,” ujar Lima di KCD Pendidikan Jawa Barat Wilayah V, Selabintana, Kabupaten Sukabumi, Selasa (24/12/2024).
Sejauh ini, pihaknya telah melakukan penanganan terhadap siswa terdampak bencana mulai dari mendistribusikan bantuan logistik, peralatan sekolah, hingga bantuan kepada keluarga siswa terdampak yang datanya didapat dari sekolah.
“Alhamdulillah dari para sekolah yang ada di KCD wilayah V baik kota kabupaten yang tidak terdampak itu memberikan bantuan berupa sembako, susu, ini berdasarkan data yang didapat di sekolah jadi anak ini punya adik berapa itu terlihat jadi kami sediakan pampers, susu, pakaian bayi,” jelasnya.
Terkait ijazah sekolah yang rusak atau hilang akibat bencana, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat wilayah V, Lima Faudiamar mengatakan, pihaknya juga akan menangani hal tersebut.
Dia meminta, warga yang ijazahnya rusak untuk membuat surat kehilangan di kepolisian lalu menghubungi sekolah yang bersangkutan untuk dibuat rekomendasi membuat ijazah pengganti.
“Biasanya ijazah yang hilang itu dialami oleh alumni makanya nanti pihak sekolah agar mengontak para alumni. Barangsiapa yang kehilangan ijazah pada saat bencana hal pertama adalah membuat laporan kepolisian dulu untuk dibuat laporan ke LP. Nanti LP masuk ke sekolah nanti ke sekolah dibikin surat keterangan pengganti ijazah,” jelasnya
Dia menjamin, proses penggantian ijazah yang rusak karena bencana akan mudah dan cepat. “Nanti surat keterangan tersebut ditandatangani oleh saya. Jadi kita potong saja birokrasi tidak perlu lama dari pihak sekolah ke saya,” sambung dia.
Selain itu, untuk raport sekolah pelajar yang rusak akibat bencana juga akan diganti oleh pihak sekolah. “Itu bisa diganti. Ga usah repot anak-anak terkait rapot itu dari pihak sekolah yang akan menyelesaikan,” tuturnya.
Lebih lanjut, pihaknya telah melakukan asesmen dan melaporkan rincian kerusakan bangunan sekolah kepada Dinas Pendidikan untuk diajukan perencanaan perbaikan.
“Pertama kami memfoto bukti, kemudian kronologi itu kita sudah ajukan perencanaan ke Dinas Pendidikan memakai konsep BTT (Bantuan Tidak Terduga) jadi kita sudah melaporkan dan diproses di bagian perencanaan Dinas Pendidikan itu juga sudah saya laporkan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, salah seorang siswa kelas XII SMKN 1 Surade, Nupika Cipta (17) menceritakan saat banjir merendam rumahnya. Ia bersama keluarga tak sempat menyelamatkan barang berharga, karena air yang naik begitu cepat.
“Karena banjir yang datang dari arah sungai itu mencapai se jendela jadi rumah-rumah itu agak bolong-bolong ininya (dindingnya) dan juga ada rumah yang terbawa arus banjir. Kira-kira (ketinggian bajir) 1,5 meteran,” kata Nupika.
Rumahnya porak-poranda akibat diterjang bencana banjir bandang pada awal Desember 2024. Termasuk merendam perlengkapan sekolah dan ijazah.
“Semua alat perlengkapan rumah tangga seperti kulkas, motor juga terendam. Karena airnya yang tiba-tiba datang jadi tidak sempat untuk menyelamatkan buku-buku yang ada di rumah. Hampir hancur semuanya. Untuk ijazah itu kebetulan terendam. Ada tapi rusak basah,” ucapnya.
Reporter: Fira AFS I Redaktur: Ujang Herlan


Discussion about this post