JURNALSUKABUMI.COM – Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Cikananga kini merawat seekor Macan Tutul Jawa jantan (diperkirakan berusia empat tahun) yang sebelumnya menarik perhatian publik karena dilaporkan masuk ke area hotel dan permukiman di Bandung.
Satwa langka tersebut tiba di Cikananga pada Selasa (07/10/2025) dini hari dan langsung ditempatkan di ruang klinik untuk pemantauan ketat.
Manajer Umum Yayasan Cikananga Konservasi Terpadu (YCKT), Cahyono Hidayat Subekti, mengatakan bahwa perjalanan evakuasi dari Bandung memakan waktu lama akibat prosedur pengecekan yang ketat.
“Kami baru sampai pagi ini. Karena Macan ini masih dalam pengaruh obat penenang yang diberikan saat penangkapan, kami harus terus mengawasinya,” ujar Cahyono, Selasa (07/10/2025).
Cahyono menjelaskan, satwa tersebut belum dapat dipindahkan dari kandang angkut kliniknya. Pemantauan dilakukan secara pasif menggunakan kamera pengawas.
“Kami tidak bisa mendekat. Pengamatan dilakukan dari jarak jauh untuk memantau kondisinya saat efek obat itu menghilang. Dokter hewan memilih menggunakan obat penenang yang memang membutuhkan waktu lebih lama untuk hilang sepenuhnya dari metabolisme tubuhnya,” terangnya.
Meskipun sudah menunjukkan tanda-tanda kesadaran dan ada respons terhadap suara, kondisi fisik Macan tersebut belum pulih sempurna, seperti terlihat dari posisi duduknya yang masih miring.
Tim medis masih belum dapat memprediksi waktu pasti efek obat penenang ini hilang sepenuhnya.
Proses Panjang Menuju Pelepasliaran
YCKT menegaskan bahwa Macan Tutul Jawa ini akan menjalani serangkaian evaluasi sebelum dilepasliarkan kembali ke alam liar.
Setelah Macan dinyatakan pulih dari pengaruh obat dan dipindahkan ke kandang perawatan yang lebih besar, tim akan memulai tahap observasi perilaku.
Observasi ini meliputi pengamatan terhadap aktivitas harian, pola makan, serta kemampuan satwa untuk berburu atau memangsa pakan hidup. Proses ini diperkirakan memakan waktu setidaknya satu bulan.
“Keputusan lepas liar baru bisa diambil setelah kami membius ulang satwa untuk pengecekan fisik dan kesehatan secara menyeluruh. Ini untuk memastikan tidak ada penyakit,” kata Cahyono.
Selain kesehatan fisik, riwayat Macan yang sempat berkeliaran di area penduduk, termasuk masuk ke hotel di Bandung, akan menjadi pertimbangan utama dalam analisis perilaku.
“Jika riwayatnya adalah satwa yang cenderung mendekat ke permukiman, itu akan mempengaruhi keputusan kami,” pungkasnya.
Ia menambahkan bahwa YCKT berharap Macan ini dapat segera kembali ke habitatnya, seperti dua Macan Tutul Jawa yang berhasil dilepasliarkan YCKT pada tahun 2023 dan 2024.
Reporter: Fira AFS | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post