JURNALSUKABUMI.COM – Kabar duka datang dari MTsN 3 Cikembar Sukabumi, dimana seorang siswi AK (15) yang dikenal aktif dan berprestasi, meninggal dunia pada Selasa (29/10) dini hari. Kepala Sekolah, Wawan Setiawan, menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas kepergian siswi tersebut.
“Kepergiannya adalah kehilangan besar tidak hanya bagi keluarga, namun juga bagi seluruh civitas akademika di sekolah ini. Anak ini dikenal sebagai pribadi yang cerdas, berprestasi, dan sangat aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Kami sangat merasakan kehilangannya,” ujar Wawan Setiawan saat dikonfirmasi, Rabu (29/10/2025).
Siswi tersebut diketahui terlibat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, seperti Pramuka Garuda, dan memiliki prestasi yang membanggakan, termasuk penghargaan dari Bupati Sukabumi.
“Di sekolah, dia merupakan sosok yang penuh semangat. Bahkan pada Senin lalu, dia menjadi petugas pengibar bendera, yang menunjukkan bahwa dia tidak dalam keadaan tertekan,” jelas Wawan.
Pada hari Senin (28/10), setelah mengikuti upacara peringatan Sumpah Pemuda, siswi tersebut sempat menghubungi wali kelas untuk meminta izin pulang lebih awal karena merasa sakit perut.
“Dia menyampaikan izin pulang karena sakit perut, dan kami mengizinkannya. Tidak ada aduan atau keluhan terkait hal lain,” tambah Wawan.
Kabar duka ini diterima pihak sekolah sekitar pukul 01.00 WIB dini hari dari salah satu guru. Sebagai langkah responsif, pihak sekolah segera melakukan koordinasi dengan keluarga dan mengadakan pertemuan internal untuk memastikan dukungan yang tepat bagi siswa lainnya.
“Kami juga melaksanakan tahlilan dan mengunjungi rumah almarhumah untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga,” ujar Wawan.
Mengenai dugaan adanya perundungan atau bullying, pihak sekolah menegaskan bahwa tidak ada indikasi kekerasan atau tekanan psikologis yang dirasakan oleh korban.
“Kami sangat mengutuk segala bentuk bullying. Di MTsN 3 Cikembar Sukabumi, kami menjunjung tinggi prinsip sekolah ramah anak, dan memastikan tidak ada kekerasan baik secara fisik maupun verbal,” tegas Wawan.
Sebagai langkah lanjutan, pihak sekolah berkomitmen untuk memperkuat upaya pendampingan psikologis bagi seluruh siswa agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami akan terus bekerja sama dengan para guru dan orang tua untuk menjaga kesehatan mental dan emosional anak-anak, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung bagi mereka,” tutupnya.
Informasi yang dihimpun, AK merupakan warga Kampung Bojongkaler, Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya.
Korban ditemukan tergantung di kusen pintu kamar menggunakan kain sarung sekitar pukul 23.15 WIB oleh sang nenek. Saat itu, nenek korban hendak ke kamar mandi dan terkejut melihat tubuh cucunya tergantung di pintu kamar.
Atas kejadian itu, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan telah menandatangani surat pernyataan resmi. Jenazah korban telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bojong pada Rabu pagi.
Redaktur: Ujang Herlan


Discussion about this post