JURNALSUKABUMI.COM – Sebuah video berdurasi 1 menit 17 detik memperlihatkan warga Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, menggotong pasien sakit sejauh 7 kilometer dengan sarung dan bambu viral di media sosial.
Video tersebut bukan hanya menyentuh hati netizen, tetapi juga memantik kritik tajam kepada Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Dalam video yang diposting akun Facebook Nurrodiah Mmh Ayang, terdengar suara seorang perempuan yang menyampaikan keluhan langsung kepada KDM.
“Pa Dedi, pa Dedi, emak mah acan terimakasih. Da tinggali anu gering ge masih di gotong daerah Sumberjaya mah. Ari kamari ditangkeup ku emak mah, tulungan pa Dedi!,” ucapnya dalam bahasa Sunda.
Video tersebut langsung mendapat respon luas, 18.061 like, 897 komentar, dan 386 kali dibagikan. Banyak warganet yang mengungkapkan rasa prihatin sekaligus mempertanyakan perhatian pemerintah terhadap akses kesehatan di pelosok daerah.
Dalam keterangannya, Nurrodiah menjelaskan bahwa sebenarnya ambulans tersedia, namun akses jalan menuju kampung Kiara Lawang tidak memungkinkan kendaraan itu masuk.
“Mobil ambulans tos aya, cuma teu tiasa masuk ka Kiara Lawang. Jadi di gotong sejauh 7 km ke jalan raya. Bayangkan kalau ada yang meninggal atau ibu yang mau melahirkan, tetap harus digotong,” tulisnya.
Kondisi tersebut dianggap memalukan mengingat Sukabumi dan Jawa Barat memiliki anggaran pembangunan yang besar. Banyak warga mempertanyakan mengapa hingga kini akses dasar seperti jalan ke permukiman penduduk belum dibenahi.
Meski menyampaikan kritik keras, warga tetap menegaskan bahwa keluhan ini lahir dari rasa cinta dan harapan besar terhadap pimpinan daerah, termasuk Bupati Sukabumi dan Gubernur Jawa Barat.
“Cuma itu satu-satunya harapan ke depan. Karena saking mencintai Bapak Bupati dan Bapak Gubernur, semoga bisa membantu. Amin. Terima kasih banyak atas perhatiannya,” tambah Nurrodiah.
Peristiwa ini menjadi tamparan keras bagi KDM yang dikenal aktif turun ke lapangan. Kritikus menilai, sudah seharusnya pembangunan infrastruktur kesehatan dan akses jalan di wilayah terpencil menjadi prioritas utama.
Pemerhati kebijakan publik menilai, perhatian terhadap kota besar saja tidak cukup. Tanpa perbaikan akses desa, layanan kesehatan hanya akan menjadi jargon tanpa fungsi.
“Jangan sampai pembangunan hanya berhenti pada seremoni dan pencitraan. Warga butuh jalan yang layak dan akses kesehatan yang memadai, bukan sekadar janji,” tegas Firman Nirwana aktivis sosial Sukabumi.
Viralnya video ini diharapkan menjadi alarm bagi pemerintah provinsi dan kabupaten untuk segera mengambil tindakan konkret.
“Di tengah gembar-gembor kemajuan Jawa Barat, masih ada warga yang harus menggotong pasien sakit sejauh 7 kilometer hanya untuk mendapatkan layanan kesehatan. Maka dari itu hal ini harus secepatnya ditindaklanjuti,” tandasnya.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post