JURNALSUKABUMI.COM – Perjuangan berbahaya yang dialami para pelajar di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, untuk menyeberangi sungai deras demi bersekolah, kini berakhir.
Selama bertahun-tahun, puluhan anak SD dari Desa Cidadap dan Desa Loji harus mempertaruhkan nyawa dengan berenang atau menggunakan ban bekas untuk melintasi sungai selebar 10 hingga 20 meter. Derasnya arus bahkan telah menelan korban jiwa.
Namun, berkat inisiatif relawan dari Sehati Gerak Bersama, kini mereka memiliki jembatan gantung sepanjang 100 meter yang kokoh.
“Alhamdulillah, jembatan ini didanai sepenuhnya oleh donatur dan diperkirakan bisa bertahan lebih dari 10 tahun,” ungkap Andri Kurniawan, founder relawan Sehati Gerak Bersama, Sabtu (21/9/2024).
Motivasi utama pembangunan ini adalah keselamatan para pelajar yang selama ini harus menantang maut setiap hari demi menuntut ilmu.
“Bahwa ada anak-anak yang menyeberangi sungai bahkan sudah banyak memakan korban jiwa, akhirnya saya tampung semua informasi kita pelajari, baik dampaknya dan falidasi langsung saya sendiri ke lokasi,” terangnya.
Andri menjelaskan, Jembatan yang menghubungkan tiga kampung, yaitu Kampung Cikadaka, Kampung Naringgul, dan Kampung Sawahbera, ini dibangun oleh para Relawan yang dimotori Sehati Gerak Bersama. Bahwa jembatan ini didanai sepenuhnya oleh donatur tanpa campur tangan pemerintah.
“Alhamdulillah, jembatan ini kami bangun dengan dana sekitar Rp 235 juta, dan kekuatannya diperkirakan bisa bertahan lebih dari 10 tahun jika dirawat oleh masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Simpenan, R. Ade Akhsan Bratadiredja, juga menyampaikan bahwa keinginan membangun jembatan sudah ada sejak tahun 1998, namun baru terealisasi berkat inisiatif dari relawan dan donatur.
“Alhamdulillah atas inisiasi, partisipatif donasi dari rekan rekan yang memang dikolaborasikan melalui sehati gerak bersama, ada donatur lain kurang lebih 6, ini dapat terwujud jembatan gantung,” kata R. Ade.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan







Discussion about this post