JURNALSUKABUMI.COM – Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Rika Yulistina, menyoroti kondisi memprihatinkan sejumlah sekolah dasar di wilayah pelosok, salah satunya SDN Nagrak di Desa Cikelat, Kecamatan Cisolok, yang belum tersentuh perbaikan pasca ambruknya atap kelas.
Perempuan dari Komisi IV yang dikenal vokal memperjuangkan isu pendidikan dan kesejahteraan anak ini menegaskan, kondisi sekolah yang rusak tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ia menilai, pendidikan yang layak harus dimulai dari lingkungan belajar yang aman dan manusiawi.
“Saya sudah menerima laporan dan akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi agar penanganan dilakukan secepatnya. Anak-anak tidak seharusnya belajar di tengah reruntuhan,” tegas Dewan Rika, Sabtu (11/10/2025).
Menurut Dewan Rika, kasus seperti yang dialami SDN Nagrak bukan hanya persoalan fisik bangunan, tetapi juga menyangkut hak dasar anak untuk memperoleh pendidikan yang layak dan aman. Ia mengingatkan bahwa sektor pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat.
“Kita bicara soal masa depan generasi. Ketika ruang belajar roboh, semangat anak-anak juga bisa runtuh. Pemerintah harus hadir, bukan hanya dengan janji, tapi dengan tindakan nyata,” ujarnya.
Sebagai anggota Komisi IV yang membidangi pendidikan, Rika Yulistina menegaskan akan mengawal langsung proses tindak lanjut dari persoalan ini. Ia berkomitmen memastikan agar sekolah-sekolah yang masuk kategori rusak berat dan urgen mendapatkan prioritas dalam anggaran tahun berjalan.
“Saya akan dorong agar verifikasi lapangan dilakukan segera. Kami di DPRD siap berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan untuk memastikan tidak ada lagi anak yang belajar di tempat yang membahayakan,” katanya.
Lebih jauh, Rika juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap program rehabilitasi sekolah, agar setiap rupiah anggaran benar-benar berdampak pada kualitas pendidikan di lapangan.
“Transparansi dan keberpihakan menjadi kunci. Kita harus pastikan pembangunan pendidikan tidak berhenti di kota, tapi menjangkau sampai pelosok Sukabumi,” tambahnya.
Kondisi memprihatinkan SDN Nagrak diungkapkan oleh Kepala Sekolah Rika Purwati, yang menceritakan bahwa atap ruang kelas enam ambruk sesaat setelah seorang siswa meninggalkan ruangan. Insiden itu hampir memakan korban jiwa, dan hingga kini ruang tersebut belum diperbaiki.
Akibatnya, siswa terpaksa belajar di ruang guru dan fasilitas seadanya. Dengan jumlah 125 siswa aktif, pihak sekolah semakin kewalahan menghadapi keterbatasan ruang belajar.
“Kami hanya ingin sekolah diperbaiki. Ini bukan sekadar kenyamanan guru, tapi keselamatan anak-anak,” tutur Kepala Sekolah.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post