JURNALSUKABUMI.COM – Sudah lebih dari setahun berlalu sejak insiden ambruknya atap ruang kelas di SDN Nagrak, Desa Cikelat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Namun hingga kini, bangunan sekolah yang nyaris memakan korban jiwa itu belum juga diperbaiki.
Kisah memilukan ini diceritakan oleh Kepala Sekolah SDN Nagrak, Rika Purwati, yang baru beberapa waktu menjabat di sekolah tersebut. Ia mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada hari setelah pelaksanaan Pemilihan Bupati Sukabumi tahun 2024, tepatnya ketika seorang siswa kelas 6 hampir tertimpa reruntuhan atap ruang kelas.
“Hari itu baru satu anak datang pagi-pagi, dia masuk ke kelas untuk menyimpan tas dan mengambil sandal. Waktu dia keluar, tiba-tiba bagian belakang bangunan roboh. Kalau dia masih di dalam, mungkin ceritanya akan lain,” tutur Rika, Sabtu (11/10/2025).
Menurutnya, kondisi bangunan yang roboh sudah lama lapuk. Genting banyak yang hilang, kayu kaso dan reng sudah keropos, bahkan bagian atap sudah tak mampu menahan beban. Ia sempat meminta penjaga sekolah untuk memangkas cabang pohon asem besar di sekitar bangunan karena dikhawatirkan memperparah kondisi atap.
“Bangunan itu dibangun sekitar tahun 2012 dari program PNPM. Sejak saya masuk, kondisinya memang sudah sangat memprihatinkan. Sering bocor kalau hujan. Akhirnya, satu kelas ambruk,” ujarnya.
Bangunan yang ambruk merupakan ruang kelas enam yang posisinya menyatu dengan kelas lain. Karena tak ada ruang pengganti, siswa kini belajar di ruang guru.
“Kelas yang tersisa hanya enam ruangan, tapi satu sudah rusak berat. Sekarang ruang guru dipakai belajar. Kalau nanti jumlah siswa bertambah tahun depan, saya bingung mau menempatkan mereka di mana,” jelasnya.
Tercatat, jumlah siswa aktif SDN Nagrak tahun ini mencapai 125 orang dari kelas 1 hingga 6. Meski dengan kondisi seadanya, proses belajar mengajar tetap dijalankan agar anak-anak tidak kehilangan semangat menuntut ilmu.
Rika berharap, pemerintah daerah segera meninjau dan melakukan perbaikan terhadap sekolah mereka. Ia khawatir, bila dibiarkan terlalu lama, kondisi bangunan lain yang juga mulai lapuk akan menyusul ambruk dan membahayakan keselamatan siswa.
“Kami hanya ingin sekolah ini diperbaiki. Bukan untuk kenyamanan guru, tapi untuk keselamatan anak-anak. Kalau satu ruangan saja bisa ambruk, bagaimana dengan yang lain?,” ujarnya penuh harap.
Reporter: Ilham Nugraha | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post