JURNALSUKABUMI.COM – Sebanyak 31 perangkat daerah mengikuti sosialisasi scenario planning untuk perencanaan pembangunan inklusif (SCOPPI) oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Pertemuan Bappeda belum lama ini, melibatkan seluruh perwakilan kelurahan di tujuh kecamatan yang tergabung dalam Sukabumi Youth Planner dan Disabilitas Group Planner, dalam menyampaikan usulan masyarakat terhadap perencanaan pembangunan.
Kepala Bappeda Kota Sukabumi Reni Rosyida mengatakan, kegiatan ini sebuah proses untuk menentukan kebijakan masa depan, yang melibatkan berbagai unsur atau kelompok masyarakat termasuk kelompok marginal dan rentan dalam rangka menghasilkan perencanaan yang berkualitas.
“Tujuan kegiatan tersebut diantaranya, usulan masyarakat lebih berkualitas dan berdasar hasil verifikasi, semua lapisan masyarakat mempunyai akses terhadap perencanaan pembangunan, kelompok remaja dan disabilitas mempunyai kesempatan dalam menyampaikan aspirasi, transparansi, objektif, serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan,” tutur Reni, dikutip pada Rabu (05/06/2023).
Reni menjelaskan, dalam memaksimalkan upaya inklusivitas perencanaan, maka Bappeda Kota Sukabumi meluncurkan sebuah sistem informasi yaitu SCOPPI. Aplikasi ini merupakan aplikasi untuk mendukung implementasi perencanaan pembangunan inklusif yang bersifat terbuka dan dapat diakses semua unsur atau kelompok.
Hal itu sesuai Undang-undang (UU) nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menyebutkan bahwa salah satu tujuan diselenggarakannya SPPN adalah untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
“Selama ini perencanaan di Kota Sukabumi sudah melibatkan unsur masyarakat, namun demikian masih banyak yang harus dioptimalkan agar tujuan tersebut dapat terwujud,” terang Reni.
Lanjut dia, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan akses kepada kaum remaja dan disabilitas untuk memberikan masukan terhadap proses perencanaan pembangunan.
Lebih lanjut, jumlah penduduk usia 15-49 tahun berjumlah 190.833 jiwa atau 53,54 persen penduduk kota. Sedangkan jumlah disabilitas sebanyak 1.094 atau 0,31 persen penduduk.
“Jumlah tersebut tentu cukup signifikan untuk bisa berkontribusi terhadap perencanaan pembangunan daerah,” ucapnya.
Selain itu, data menunjukan bahwa salah satu pendukung perekonomian adalah ekonomi kreatif, Reni menuturkan, sebagian besar ranah ekonomi tersebut digagas kalangan muda.
“Berdasarkan hal tersebut, maka kami menggagas sebuah ide berupa SCOPPI untuk bisa memfasilitasi individu atau kelompok masyarakat berpartisipasi aktif dalam perencanaan pembangunan sehingga proses perencanaan bisa berjalan secara inklusif,” tandasnya.
Reporter: Fira AFS | Redaktur: Ujang Herlan
Discussion about this post