JURNALSUKABUMI.COM – Polres Sukabumi Kota masih melakukan penyelidikan terkait kasus video perundungan bocah dipaksa duel yang viral belum lama ini. Usai mendapat laporan dari keluarga korban, polisi sudah memeriksa empat orang saksi.
Kapolres Sukabumi Kota, AKBP SY Zainal Abidin, mengatakan pihaknya bergegas melakukan pendalaman semenjak laporan diterima Polsek Cibeureum. Video diduga diambil di salah satu lokasi yang berada di Kecamatan Cibeureum
“Kita sampai saat ini sudah memeriksa kurang lebih empat saksi, termasuk orang tua korban,” ujar Zainal di Mako Resor Sukabumi Kota, Selasa (10/5/2022).
Penyidik, kata Zainal, masih mendalami kasus tersebut. Sehingga bisa mendapatkan gambaran utuh mengenai kronologis yang terjadi.
Zainal menuturkan, kasus tersebut akan ditangani secara khusus karena dialami oleh anak dibawah umur. Terkait dugaan perundungan, Iaa menegaskan masih fokus dalam menangani permasalahan utama.
“Kita fokus ke pokok permasalahannya dulu, nanti kita kembangkan ke hal-hal lain,” terang dia.
Sebagai informasi, video yang menampilkan aksi perundungan itu sempat ramai di media perpesanan Whatsapp Group. Video juga sempat diunggah salah satu kanal youtube, meski kini sudah dihapus.
Rekaman video berdurasi 26 detik itu memperlihatkan sekumpulan bocah tengah asyik menonton dua orang anak lainnya yang memperagakan gerakan saling timpuk, bak dalam ring tinju. Bahkan satu diantaranya ada yang berperan sebagai wasit.
Sebelumnya, informasi lain yang dihimpun jurnalsukabumi.com, salah satu orang tua korban MP (40) menuturkan video tersebut merupakan kejadian 2 bulan lalu.
“Jadi gini ini tuh kasusnya 2 bulan yang lalu, ketahuan baru dua hari menjelang lebaran. Jadi ada video diunggah di YouTube, pas dilihat ternyata anak saya yang jadi korban, jadi mereka dipaksa diadu oleh anak-anak SMP,” jelas MP, Jumat (6/5/2022).
MP juga mengungkapkan, bukan anaknya saja yang menjadi korban kasus tersebut. Melainkan anak tetangganya, yang dia ketahui melalui video itu. Dia pun menuturkan, anaknya yang berumur 9 tahun dipaksa berkelahi oleh siswa SMP.
“Jadi dipaksa diadu (berkelahi) oleh anak-anak SMP. Korban juga yang satunya lagi tetangga sebelah. Yang saya tahu bukan anak saya aja yang jadi korban. Saya lihat di videonya itu ada tiga video, semua unsurnya sama kekerasan,” tutur dia.
Tak kuasa melihat anaknya pernah menjadi korban bullying, MP akhirnya memberanikan diri melaporkan peristiwa yang dialami anaknya itu ke pihak berwajib. Dan tak disangka, tindakannya itu membuat para korban lain pun turut angkat bicara.
“Ini ternyata kasusnya bukan sampai di situ saja. Setelah ramai, muncul orang tua lain yang bilang anaknya pernah dipaksa makan cabai, dimasukin tong sampah. Suruh beli rokok, dipaksa ngerokok, banyak, termasuk ada yang disundut (dibakar dengan bara api dari rokok) di lehernya,” ungkap dia.
Reporter: Fira Alfi Syahrin | Redaktur: Mohammad Noor
Masukan komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator.